Apa yang Menjadi Penyebab Kegagalan Konstruksi? Berikut Penjelasan Detailnya!

Faktor dari kegagalan konstruksi, Sumber: concretecivil.com

Industri konstruksi merupakan industri dengan karakter yang unik, tidak teratur, banyak pihak yang terlibat dengan berbagai tujuan yang berbeda, serta berbahaya karena prosesnya yang dilakukan di alam terbuka. Dari semua keunikan prosesnya, maka setiap tahapannya pun memiliki risiko yang dapat menimbulkan kegagalan, seperti kegagalan konstruksi misalnya.

Secara kasat mata, kegagalan konstruksi diartikan sebagai kegagalan fisik suatu bangunan atau infrastruktur. Tetapi jika dikaji lebih lanjut, kegagalan tidak hanya berdasarkan pada kondisi fisik bangunan saja, namun dapat dilihat pula dari aspek fungsi dan manfaatnya bagi lingkungan di sekitarnya.

Kegagalan konstruksi juga kerap dikaitkan dengan tidak terpenuhinya kualitas dan spesifikasi yang seharusnya ada pada tahap konstruksi berlangsung. Kegagalan konstruksi bangunan gedung dapat disebabkan karena berbagai faktor, baik faktor teknis maupun non teknis. 

Faktor teknis karena adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian terhadap spesifikasi, manfaat, fungsi, serta kesepakatan dalam kontrak yang telah dibuat baik dari pihak pengguna jasa, konsultan, maupun pelaksana konstruksi. Sedangkan faktor non teknis lebih disebabkan karena kesalahan atau kegagalan dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.

Standar Keberhasilan Konstruksi Bangunan

Yang harus diperhatikan dalam projek pembangunan konstruksi, Sumber: linkedfield.com
Yang harus diperhatikan dalam projek pembangunan konstruksi, Sumber: linkedfield.com

Kegagalan artinya apa yang terjadi tidak sesuai atau berada di bawah standar yang sudah ditetapkan. Maka dari itu, untuk mengatasi kemungkinan kegagalan dibutuhkan sebuah standar keberhasilannya. Standar keberhasilan pada sebuah proyek konstruksi dapat diukur dari 4 aspek berikut ini:

  • Waktu pelaksanaan pekerjaan. Artinya proyek konstruksi dapat selesai dalam waktu yang cepat dan tepat.
  • Kualitas hasil pekerjaan. Artinya kualitas bangunan yang dibuat bagus, struktur bangunan kuat dan tahan lama dalam jangka waktu perencanaan masa pakai.
  • Biaya pelaksanaan. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan hemat dan sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
  • Keselamatan kerja. Artinya tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi atau zero accident.

Apa Saja Penyebab Kegagalan Konstruksi?

Perancangan yang gagal, Sumber: gleassociates.com
Perancangan konstruksi yang keliru berdampak besar bagi keseluruhan proyek, Sumber: gleassociates.com

Secara garis besar, terdapat berbagai faktor yang berpengaruh besar dan dapat menjadi parameter terhadap kegagalan konstruksi, faktor-faktor tersebut dapat berasal dari faktor eksternal (luar) dan faktor internal (dalam). Lantas apa saja yang menjadi penyebab kegagalan konstruksi tersebut?

1. Kesalahan dalam Perencanaan dan Perancangan

Perencanaan dan perancangan merupakan aspek utama yang sangat vital dan perlu diperhatikan. Karena dengan perencanaan yang kurang matang dan kurang tepat justru dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan pada konstruksi tersebut.

Jika rencana tidak sesuai dengan acuan dan sedikit saja kesalahan dalam perhitungan, akibat yang ditimbulkan akan sangat merugikan. Bukan hanya untuk penghuninya atau pemiliknya saja, tetapi juga dapat mencelakakan para pekerja dan semua orang yang ada di lingkungan tersebut.

Karena itulah, dalam proses perencanaan dan perancangan perlu dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan desain bangunan yang akan dibuat. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur bangunan gedung adalah beban minimum perancangan bangunan gedung itu sendiri.

Dengan begitu ketinggian bangunan dan beban bangunan yang ditanggung tersebut seimbang.

2. Kesalahan dalam Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan juga memiliki peranan penting dalam terjadinya kegagalan konstruksi yang tentunya berorientasi pada pihak pelaksana proyek/kontraktor.

Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab utama pada tahap ini diantaranya seperti metode pelaksanaan yang salah, kualitas bahan baku yang digunakan tidak sesuai dengan kontrak dan dibawah standar, tenaga kerja yang kurang berpengalaman dan tidak bisa dipercaya, hingga penggunaan peralatan yang tidak efektif.

Maka dari itu, membuat konstruksi bangunan sesuai kontrak yang ada dengan tenaga kerja ahli serta pemilihan material yang berkualitas adalah sebuah keharusan untuk menghindari sebuah kegagalan.

3. Kesalahan dalam Pengawasan

Pada saat melakukan pembangunan tentu para pekerja tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi perlu didampingi oleh seorang pengawas. Hal ini bertujuan agar pembangunan yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan di awal, dan terhindar dari kegagalan struktur bangunan.

Karena apabila pengawasan dilakukan secara sembarangan atau bahkan tidak ada pengawasan sama sekali, maka potensi kegagalan struktur bangunan gedung akan lebih besar dan dapat menyebabkan kerugian.

Faktor yang menjadi penyebab kegagalan konstruksi pada tahap pengawasan diantaranya pengawasan yang tidak sesuai dengan prosedur, penyetujuan pada proposal pembangunan yang asal dan tidak sesuai, serta melakukan penyetujuan pada gambar rencana kerja tanpa perhitungan teknis.

4. Kesalahan Operasional

Pada tahapan ini, kesalahan lebih berorientasi kepada pihak pengguna atau pemilik bangunan dalam penggunaan dan operasional bangunan tersebut. Dimana pemilik bangunan melakukan pergantian atau merubah fungsi awal pada bangunan yang dibuat.

Misalnya, bangunan yang awalnya dibuat dan difungsikan sebagai gedung perkantoran tetapi oleh pemilik bangunan justru dialih fungsikan menjadi gudang atau bangunan lain. Perubahan-perubahan fungsi yang menyimpang dari fungsi rencana awal itulah yang dapat berpotensi terhadap terjadinya kegagalan bangunan baik bersifat fisik maupun non fisik.

5. Perawatan/Maintenance

Perawatan atau maintenance merupakan salah satu aspek penting yang berpengaruh pada keberlangsungan umur bangunan. Jika dilakukan perawatan dan pemeliharaan secara rutin dan berkala, maka bangunan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Sebaliknya, jika frekuensi perawatan tidak dilakukan secara berkala atau bahkan tidak dilakukan perawatan sama sekali, maka potensi terhadap risiko kegagalan bangunan juga akan semakin besar. Perawatan dan pemeliharaan bangunan dilakukan bukan semata-mata hanya untuk menjaga keindahan bangunan tersebut. 

Tetapi juga untuk mendeteksi apakah terdapat kerusakan fisik bangunan dan infrastruktur bangunan tersebut. Dengan mengetahui kerusakan bangunan sejak dini, langkah perbaikan juga dapat dilakukan dengan cepat sehingga dapat mencegah tingkat kerusakan bangunan yang lebih parah.

6. Disaster/Bencana Alam

Kegagalan konstruksi akibat bencana alam, Sumber: amazonaws.com
Kegagalan konstruksi akibat bencana alam, Sumber: amazonaws.com

Terjadinya bencana alam yang menyebabkan kegagalan sebuah konstruksi merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan dan diprediksi kehadirannya oleh manusia. Faktor ini bisa dianggap sebagai salah satu faktor yang sangat fatal terhadap kegagalan sebuah bangunan.

Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat risiko akibat bencana alam, pemilik bangunan dapat mengalihkan risiko tersebut kepada pihak ketiga yaitu pihak asuransi. Adapun berbagai bencana alam yang dapat menyebabkan kerusakan konstruksi karena faktor alam maupun kelalaian manusia seperti banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran, dan lain sebagainya.

Dari berbagai faktor tersebut tentunya kita tahu bahwa untuk membuat sebuah konstruksi dibutuhkan banyak pemahaman bagi semua pihak yang terlibat. Dengan pemahaman tersebut, tentu dapat mengurangi terjadinya kerusakan konstruksi bangunan yang merugikan semua pihak baik secara material maupun non material.

Namun selain itu, kegagalan konstruksi bisa diantisipasi dan dihindari dengan melakukan pengujian atau uji kelayakanan bangunan, yakni dengan mengurus SLF (Sertifikat Laik Fungsi) untuk bangunan. SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh pemerintah daerah atau pusat untuk menyatakan kelaikan fungsi bangunan sebelum bangunan tersebut dipergunakan. 

PT Eticon Rekayasa Teknik merupakan konsultan SLF profesional dan bisa Anda percaya untuk membantu mengurus SLF bangunan Anda. Dengan mengurus SLF, Anda selangkah lebih maju dalam upaya mengurangi kerusakan konstruksi bangunan Anda.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *