Kita semua tentunya paham bahwa sering kali proyek konstruksi berjalan dengan rumit dan memiliki banyak risiko besar. Mulai dari bencana alam sampai kelalaian manusia, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Oleh karena itu, memiliki rencana manajemen risiko konstruksi yang matang sangatlah penting.
Apa itu Manajemen Risiko Konstruksi?
Manajemen risiko konstruksi adalah rangkaian proses sistematis untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan atau mengurangi potensi risiko yang dapat berpengaruh terhadap suatu proyek. Di mana hal ini sangat penting guna mengurangi kerugian baik secara material maupun non material.
Sehingga, proyek dapat berjalan dengan lancar, aman, dan sesuai dengan rencana awal. Manajemen risiko ini melibatkan analisis semua aspek proyek dan penerapan strategi untuk meminimalkan dampak risiko tersebut. Adanya manajemen risiko juga dapat membantu mereka yang memiliki kepentingan dalam:
- Memahami dan menangani proyek secara lebih proaktif
- Melindungi jalannya proyek dari risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya
- Memastikan setiap aspek operasi/ setiap proyek berjalan secara aman, lancar, dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Begitu penting dan krusialnya manajemen risiko ini, membuat setiap perusahaan harus merencanakannya secara solid. Hal ini tentu saja agar tidak terdapat miss antara satu pihak dengan pihak lainnya selama proyek berlangsung yang akhirnya justru mengakibatkan kegagalan konstruksi.
9 Risiko dalam Proyek Konstruksi
Mengelola proyek konstruksi layaknya sebuah labirin yang sangat rumit. Satu langkah yang diambil salah, maka akan menimbulkan banyak tantangan. Untuk membantu Anda menghindari tantangan tersebut, di bawah ini adalah beberapa jenis risiko utama yang umum terjadi dalam proyek konstruksi. Di antaranya meliputi:
1. Masalah Ketenagakerjaan
Masalah ketenagakerjaan dapat menjadi sebuah risiko yang besar apabila dibiarkan begitu saja, masalah ini mencakup:
- Kekurangan tenaga kerja. Sering kali dalam beberapa kasus, terlalu banyak menerima proyek tetapi tidak memiliki cukup tenaga kerja yang terampil sesuai bidangnya. Tentunya kekurangan tenaga kerja ini dapat memperlambat proyek yang tengah dijalankan.
- Produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja yang rendah dan lambat, akan memperlambat jadwal proyek terselesaikan. Sehingga, hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan biaya operasional secara signifikan.
- Kualitas tenaga kerja. Mempekerjakan orang yang tidak kompeten dapat membahayakan banyak orang lainnya selama di proyek. Pun, tidak menutup kemungkinan juga menyebabkan pengerjaan ulang yang berpengaruh pada meningkatnya biaya operasional dan waktu penyelesaian proyek molor.
Jadi, secara garis besar masalah pada ketenagakerjaan ini dapat menghambat keseluruhan jalannya proyek, baik dari segi anggaran, jadwal penyelesaian, dan kualitas proyek itu sendiri. Itulah mengapa manajemen risiko proyek sangat dibutuhkan untuk menghindari hal-hal semacam ini.
2. Keamanan (Safety)
Berbagai jenis alat berat, alat penunjang ketinggian, sampai sistem kelistrikan adalah elemen-elemen yang selalu ada dalam proyek konstruksi. Itu sebabnya, risiko keselamatan pun selalu ada dan jika terdapat faktor kelalaian manusia, praktis akan menyebabkan kecelakaan kerja. Itulah mengapa manajemen risiko konstruksi dalam keamanan harus solid.
Hal tersebut selain dapat menimbulkan korban jiwa, juga berpengaruh terhadap penundaan proyek bahkan tuntutan hukum.
3. Risiko Finansial
Over budget dalam proyek konstruksi adalah salah satu risiko yang biasa terjadi. Namun, hal ini akan menjadi kerugian yang sangat besar apabila tidak ditangani dengan cepat. Over budget yang tidak terduga dapat diakibatkan dari berbagai sumber.
Seperti meningkatnya harga material, biaya lembur yang tidak direncanakan, dan masih banyak lagi. Kurangnya perencanaan keuangan, keliru dalam penganggaran akan menyebabkan terjadinya masalah pada arus kas.
Bahkan lebih parah, risiko finansial keuangan jika tidak segera diatasi berpotensi menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Hal-hal semacam inilah yang akan memberikan pressure pada sumber keuangan. Jadi, harus memiliki strategi manajemen risiko keuangan yang kuat agar proyek terhindari dari masalah tersebut.
4. Koordinasi
Dalam mengkoordinasi proyek konstruksi setiap bagian harus sinkron. Ketidakselarasan antar pekerja, komunikasi yang buruk, sampai kesalahan dalam scheduling dapat berpengaruh pada terlambatnya jalannya proyek dan tentu ini sangat merugikan semua pihak yang terlibat.
5. Risiko Hukum
Dunia konstruksi sangat diatur dan terdapat risiko hukum yang mengancam. Mulai dari perselisihan kontrak sampai ketidakpatuhan terhadap undang-undang.
Di mana untuk mengatasi kompleksitas hukum ini sangat menuntut kesadaran dan manajemen yang proaktif. Dan lagi-lagi, manajemen risiko proyek sangat dibutuhkan untuk mengendalikannya.
6. Risiko Proyek/ Dokumentasi
Dalam setiap lini kehidupan, dokumentasi adalah hal yang sangat penting, tak terkecuali dalam proyek konstruksi. Dokumentasi yang tidak memadai maupun kesalahan pengelolaan proyek dapat menimbulkan kebimbangan, kesalahan, perselisihan yang berakhir dengan terhambatnya kemajuan proyek Anda.
7. Risiko Cuaca
Selain dari manusia, risiko lingkungan pun tidak dapat dihindari ketika menjalankan proyek konstruksi. Cuaca yang tidak dapat diprediksi, sampai bencana alam seperti banjir, gempa bumi tidak hanya akan menyebabkan kerusakan fisik konstruksi.
Melainkan juga dapat berpengaruh terhadap penundaan proyek, sehingga terjadi kerugian secara finansial. Itulah mengapa, pemahaman dan mitigasi risiko lingkungan sangat penting dalam menjalankan setiap proyek konstruksi.
8. Pelaporan (Reporting)
Reporting yang tepat waktu dan akurat adalah pondasi dalam manajemen proyek. Karena jika reporting tidak dilakukan secara akurat dan terlambat, maka akibatnya ada pada pengambilan keputusan dan pengawasan yang juga tidak tepat.
Dan hal ini akan berdampak sangat buruk pada hasil dan kualitas proyek. Apalagi para risiko lingkungan, reporting yang akurat adalah kunci.
9. Perselisihan
Seperti yang kita tahu, dalam menjalankan proyek konstruksi tidak terbatas pada satu tenaga kerja saja. Melainkan, melibatkan banyak tim di dalamnya dengan kepentingan yang beragam sesuai kapasitasnya.
Hal ini yang membuat perselisihan, baik perihal kewajiban kontrak sampai kualitas proyek tidak terhindarkan. Jika dibiarkan ini akan menjadi sesuatu yang sangat membuang-buang sumber daya, keuangan, dan waktu.
Demikianlah informasi singkat seputar manajemen risiko konstruksi serta beberapa risiko utama yang kerap terjadi selama proyek konstruksi berlangsung. Karena begitu besarnya potensi “kecelakaan” atau masalah-masalah terjadi di lingkungan proyek konstruksi, rencana manajemen risiko yang matang adalah kuncinya.
Sehingga, berbagai potensi masalah yang timbul dapat diminimalisir dengan baik. Dan hal-hal yang merugikan dapat terhindar. Semoga informasi yang kami berikan dapat memberikan manfaat bagi Anda. Temukan informasi menarik lainnya dari kami hanya di website utama Eticon!
No comment yet, add your voice below!