Dalam dunia arsitektur yang terus berkembang, gaya arsitektur rustic hadir seolah menjadi angin segar bagi mereka yang merindukan kehangatan dan kedekatan dengan alam. Desain rustic semakin diminati karena di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, dibutuhkan oase pribadi yang tenang, hangat, dan otentik.
Istilah rustic berasal dari Bahasa Latin ‘rusticus’ yang memiliki arti sebagai pedesaan. Sementara dalam Bahasa Indonesia, rustic dapat diartikan sebagai tua dan berkarat. Rustic sendiri adalah gaya arsitektur Amerika Serikat yang populer pada awal tahun 1800-an.
Di mana pada masa tersebut, rustic digunakan pada bangunan pemerintahan di lingkungan pedesaan. Nah, konsep inilah yang kemudian dijadikan sebagai inspirasi untuk mengembangkan arsitektur rustic yang kental dengan kesederhanaan, keaslian, dan keindahan di dalam ketidaksempurnaan.
Sehingga secara sederhana, rustic adalah desain interior yang dalam penerapannya memiliki tekstur kasar tanpa finishing. Sehingga, penataannya lebih menitikberatkan pada kesan alami. Di mana penggunaan material alami yang tidak sempurna justru menjadi daya tarik utama guna menciptakan bangunan dengan karakter yang kuat.
Karakteristik Gaya Arsitektur Rustic
Gaya arsitektur rustic memiliki berbagai karakteristik yang membuatnya berbeda dengan gaya arsitektur lainnya. Dari beragam karakteristik ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangkan dan pedoman bagi Anda untuk menciptakan hunian rustic impian. Beberapa karakteristik tersebut antara lain:
1. Warna-Warna Natural, Earthy, dan Hangat
Gaya arsitektur rustic dapat dikenali dari penggunaan warna-warna yang natural, earthy, serta hangat, seperti beige, krem, abu-abu, coklat tua, dan warna lainnya. Di mana berbagai warna tersebut dapat menciptakan kesan yang nyaman dan hangat. Inspirasi warna pada desain rustic umumnya dapat ditemukan dari elemen alam yang digunakan.
Seperti batu-bata, tanah, dan kayu. Namun tidak jarang, untuk menciptakan kesan yang lebih dinamis, aksen warna cerah seperti kuning mustard sampai jingga juga digunakan. Dan biasanya diaplikasikan pada detail-detail kecil pada hunian, seperti sarung bantal, karpet, dekorasi dinding, dan lain sebagainya.
2. Kental dengan Unsur dan Elemen Alami
Selain penggunaan warna natural dan earthy, gaya arsitektur rustic juga menonjolkan dan dekat dengan unsur alam yang belum diolah atau tanpa finishing. Seperti penggunaan unfinished wood yang kasar, besi tempa, logam, sampai batu alam.
Penggunaan unsur atau elemen alami ini bisa Anda aplikasikan di bagian dinding (menambahkan batu alam secara terstruktur), area lantai (menggunakan material kayu sebagai pengganti keramik), atau untuk membuat furniture (meja, kursi, lemari dari kayu tanpa polesan).
Dengan cara tersebut, bagian dalam rumah akan terlihat terhubung atau lebih dekat dengan alam bebas. Selain itu, bisa juga dengan menambahkan tanaman beberapa tanaman hijau di dalam rumah. Untuk mempercantik ruangan dan memberikan kesan lebih fresh.
3. Bermain dengan Tekstur
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rustic adalah desain interior yang bermain dengan tekstur karena penggunaan berbagai jenis material bertekstur di dalamnya. Penambahan tekstur pada interior rustic biasanya diaplikasikan pada penggunaan kain bertekstur dari wol atau linen.
Di mana, kain-kain tersebut digunakan pada selimut, pelapis kursi, sarung bantal sofa, atau karpet. Selain itu, Anda juga bisa bermain tekstur dengan menambahkan keranjang anyaman, lampu anyaman, dan sebagainya. Bermain tekstur meskipun hanya pada detail-detail kecil dapat membuat hunian rustic semakin hidup.
4. Dominan Memanfaatkan Furniture Bekas/ Antik
Dalam menciptakan gaya arsitektur rustic tidak selalu membutuhkan furniture baru dengan harga selangit. Anda bisa memanfaatkan berbagai furniture bekas atau antik yang dimiliki untuk diubah menjadi furniture baru yang bernilai seni dan berestetika tinggi.
Tidak jarang, furniture pada hunian rustic juga banyak berasal dari kerajinan tangan (handmade) dari barang-barang bekas yang ada di sekitar kita. Apabila tidak ingin membuatnya sendiri, Anda bisa mendapatkan berbagai barang dan furniture antik di pasar loak atau toko antik.
Karena keduanya adalah surga tersembunyi untuk mendapatkan berbagai item berkarakter yang dapat melengkapi dan menyempurnakan tampilan rustic. Penggunaan barang bekas tidak hanya lebih hemat budget dibandingkan membeli barang baru. Melainkan, juga dapat menambah daya tarik visual serta pesona rustic itu sendiri.
5. Penggunaan Tiang Penyangga Kayu
Unsur lain yang juga sering kali terlihat pada hunian dengan gaya rustic adalah tiang penyangga kayu. Kayu mentah tanpa polesan dan finishing dengan tekstur alami biasanya dimanfaatkan pada hunian bergaya rustic untuk menambahkan kesan rustic yang autentik.
Meskipun penggunaannya tidak banyak, tetapi kehadiran elemen ini dapat memperkuat karakter ruangan dan menambahkan kesan hangat yang selama ini menjadi ciri khas utama dari desain rustic tersebut.
6. Dinding Dominan Full White
Karakteristik terakhir dari gaya arsitektur rustic adalah cat dinding yang dominan putih atau full white. Ini bisa menjadi pilihan tepat apabila Anda tidak ingin membuat dinding menggunakan panel kayu atau material alami seperti bangunan rustic pada umumnya.
Pemilihan warna putih pada dinding dapat membuat ruangan menjadi terlihat lebih cerah, rapi, bersih, dan luas. Apalagi dikombinasikan dengan berbagai material alam lainnya yang ada di dalam rumah. Tentunya kombinasi ini akan menciptakan kesan pedesaan yang lebih kental meskipun tampilannya sederhana.
Mengapa Gaya Arsitektur Rustic Populer?
Sampai saat ini, arsitektur rustic adalah salah satu jenis desain interior yang populer dan digemari di kalangan masyarakat, termasuk di Indonesia. Hal ini tentu bukan tanpa alasan pasti, karena setidaknya terdapat beberapa alasan yang menjadikan desain interior rustic masih digemari hingga sekarang, meliputi:
- Nostalgia Personal. Rustic terkenal dengan desainnya yang kuno atau antik. Inilah yang memberikan kesan nostalgic dan mampu membangkitkan memori di masa lalu. Apalagi penggunaan furniture atau barang-barang bekas lainnya juga memiliki cerita tersendiri secara personal. Sehingga, mampu membangkitkan nostalgia bagi siapa saja yang menerapkan konsep ini.
- Menekankan Kebahagiaan yang Simple. Gaya arsitektur rustic cenderung memiliki pengaturan furniture, dekorasi, atau tata ruang yang tidak beraturan dan ini yang memberikan kebebasan bagi siapapun yang mengaplikasikannya. Dengan ini pula, membuka kesempatan untuk bereksperimen dan menciptakan kebahagiaan dari hal sederhana.
- Memberikan Ruang untuk Ketidaksempurnaan. Rustic adalah salah satu arsitektur yang mengedepankan ketidaksempurnaan. Ini bisa dilihat dari barang-barang yang umumnya hasil dari kerajinan tangan yang diukir, dipahat dan meninggalkan ketidaksempurnaan yang menonjol. Ketidaksempurnaan inilah yang memberikan karakter dan membawa keunikan tersendiri dalam sebuah ruangan.
- Desain yang Timeless. Mengapa arsitektur rustic? Karena desain ini timeless. Terlepas dari banyaknya desain interior yang muncul, rustic menjadi salah satu yang masih eksis dan tak lekang oleh waktu. Bahkan, gaya interior ini juga menjadi salah satu yang mudah beradaptasi dan dikombinasikan dengan interior lainnya.
Bagaimana? Setelah mengenal tentang gaya arsitektur rustic, apakah Anda tertarik untuk mengaplikasikannya pada hunian atau bangunan Anda lainnya? Mengaplikasikan desain rustic sebenarnya tidak terlalu sulit. Namun, akan menjadi sulit apabila kita tidak memiliki dasar dan kemampuan untuk mewujudkannya.
Oleh karena itu, agar hunian dengan desain rustic terwujud secara sempurna, serahkan semua prosesnya kepada jasa desain dan perencanaan profesional. Karena bersama ahlinya, Anda bisa mewujudkan hunian rustic impian yang penuh dengan estetika!
No comment yet, add your voice below!