
Setiap pekerjaan yang berat, tentu tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan tenaga manusia. Maka dari itu, untuk mempermudah pekerjaan tersebut dibutuhkan bantuan alat berat yang sesuai, salah satunya adalah crane. Banyaknya jenis crane yang ada memungkinkan para pekerja untuk menggunakannya sesuai dengan kebutuhan.
Apa Itu Crane?
Crane sendiri merupakan salah satu jenis alat berat yang dapat berotasi hingga 360 derajat, atau dengan kata lain crane adalah alat berat yang mampu berputar. Secara umum, fungsi crane yang paling utama yaitu untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Karena membutuhkan bantuan dari crane, maka tentunya material yang dipindahkan adalah material yang bobotnya tidak ringan. Biasanya crane dimanfaatkan untuk kebutuhan konstruksi pada skala yang besar seperti pembangunan gedung perkantoran yang tinggi, gudang industrial, pelabuhan, pergudangan, dan masih banyak lagi.
Namun terdapat juga crane yang dimanfaatkan untuk pekerjaan dalam skala sederhana. Alat berat jenis ini mampu mengangkut material secara vertikal maupun horizontal. Jangkauan mengangkut crane juga tergantung dari panjang lengan yang dimilikinya. Semakin panjang lengan crane, maka semakin jauh pula jangkauan mengangkutnya.
Sesuai dengan fungsinya, maka crane haruslah memiliki kemampuan mengangkat, menahan, membawa dan menggeser beban, memiliki kapasitas besar, serta ketinggian yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Apa Saja Bagian Crane?
Sebelum mengetahui apa saja jenis crane yang ada, akan lebih baik jika kita juga mengenal bagian-bagian dari crane itu sendiri. Berikut adalah bagian-bagian dari crane, yakni antara lain:
- Lengan crane atau jib. Jib atau lengan crane merupakan salah satu komponen yang memiliki kemampuan berputar sebesar 360 derajat yang berfungsi untuk mengangkat beban. Setiap jenis crane memiliki panjang lengan yang berbeda, sehingga daya angkutnya pun berbeda antara satu crane dengan jenis crane lainnya.
- Counter weight. Sesuai dengan namanya, komponen crane yang satu ini berfungsi sebagai keseimbangan lengan crane. Beban counterweight sesuai dengan kebutuhan dari crane. Jadi, semakin besar beban yang diangkut oleh crane maka akan semakin besar pula beban counterweight.
- Hoist. Atau pengangkat merupakan salah satu komponen crane yang berfungsi untuk membawa beban secara vertikal.
- Trolley. Sedangkan trolley adalah bagian crane yang berfungsi untuk membawa beban secara horizontal.
- Sling. Sebuah kabel baja yang berfungsi sebagai pengait antara crane dengan beban. Panjang dari sling sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari crane itu sendiri.
- Operator’s cab. Bagian crane yang satu ini bermanfaat sebagai tempat untuk mengoperasikan crane, yang dimana terdapat berbagai tuas dan panel pengendali crane.
- Mast. Mast memiliki fungsi untuk mengatur ketinggian lengan crane dengan bantuan tenaga hidrolik.
- Base section. Sesuai dengan namanya, komponen ini berada di bagian paling dasar dari crane. Base section terbuat dari beton yang berat dan berguna untuk menahan beban dari material maupun crane itu sendiri.
- Slewing unit. Seperti yang kita tahu, crane adalah alat berat yang dapat berputar. Nah, komponen inilah yang berfungsi untuk memutar lengan crane secara 360 derajat.
- Climbing frame. Letak kabin yang tinggi tentu membutuhkan akses masuk ke dalam kabin bagi operator. Climbing frame inilah yang berfungsi sebagai akses operator untuk masuk ke operator’s cab.
- Tower top. Komponen ini merupakan komponen dari crane yang letaknya paling tinggi atau di puncak crane.
- Collar frame. Komponen crane yang satu ini berfungsi sebagai pengaman apabila telah melebihi batas free standing. Komponen ini terdiri dari sabuk pengaman sabuk pengaman yang dikaitkan pada bangunan.

Jenis-Jenis Crane yang Biasa Digunakan Beserta Fungsinya
Mungkin sebagian besar dari kita beranggapan bahwa crane hanya memiliki satu jenis saja. Namun ternyata, crane memiliki berbagai jenis sesuai dengan fungsinya masing-masing. Di bawah ini adalah jenis-jenis crane yang ada, yakni sebagai berikut:
1. Tower Crane
Tower crane merupakan salah satu jenis crane yang biasanya digunakan pada proyek konstruksi bangunan, terutama pembangunan gedung-gedung bertingkat yang menjulang tinggi, seperti gedung perkantoran. Struktur tower crane yang tinggi dapat memudahkan para pekerja untuk menaikkan material-material pada jangkauan bangunan yang paling atas sekalipun.
Tinggi dari jenis crane ini berkisar antara 70 hingga 80 meter dengan kemampuan mengangkut material hingga lebih dari 20 ton. Karena ukurannya yang besar dan tinggi, membuat proses pemasangan tower crane memakan cukup banyak waktu, karena banyaknya bagian crane yang harus dipasang secara terpisah.

2. Truck Crane
Truck crane disebut juga dengan nama mobile crane. Disebut sebagai mobile crane karena jenis alat berat ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi. Kelebihan dari truck crane atau mobile crane adalah dapat dibawa langsung ke lokasi proyek tanpa bantuan kendaraan pengangkut. Hal ini karena tipe crane truck dapat dipasangkan langsung pada truk.
Sehingga memiliki fleksibilitas untuk bergerak ke arah barang yang akan diangkut. Crane truck memiliki kaki (pondasi/tiang) yang dapat dipasangkan ketika beroperasi. Hal ini bertujuan agar ketika crane beroperasi, crane tersebut menjadi seimbang.

3. Crawler Crane
Jenis crane selanjutnya yaitu crawler crane. Alat berat yang satu ini biasanya digunakan pada proyek pembangunan. Sesuai dengan namanya, crane crawler menggunakan roda-roda rantai (crawler) untuk melakukan mobilisasi. Sehingga crane crawler dapat digunakan di berbagai medan, bahkan medan yang sulit sekalipun.
Namun meskipun memiliki roda dan bisa bergerak, untuk sampai ke lokasi pembangunan crane crawler perlu dibawa menggunakan kendaraan pengangkut (truk trailer).

4. Hydraulic Crane
Penggunaan hydraulic crane biasanya hanya untuk pekerjaan dengan skala sederhana, seperti bagian pergudangan dan perbengkelan. Namun biasanya pada pergudangan dan perbengkelan terdapat lebih dari satu crane hydraulic untuk memenuhi banyaknya kebutuhan pengangkutan barang.
Jenis crane ini biasanya diletakkan pada satu titik dan tidak fleksibel untuk dipindah-pindahkan. Berbeda juga dengan crane lainnya, jangkauan hydraulic crane sendiri tidak terlalu panjang dan hanya mampu berputar hingga 180 derajat saja.

5. Hoist Crane (Overhead Crane)
Berbeda dengan jenis crane lainnya, hoist crane merupakan alat berat yang beroperasi dan dipasang di atas langit-langit. Sama halnya dengan hydraulic crane, hoist crane juga digunakan di perbengkelan dan pergudangan. Hanya saja, hoist crane dipasang di atas langit-langit menggunakan rel khusus.
Rel-rel tersebut berfungsi sebagai jalur untuk bergerak hoist crane. Namun sayangnya, hoist crane hanya dapat bergerak maju dan mundur saja, atau dengan kata lain hanya bergerak ke satu arah saja.

6. Floating Crane
Jika biasanya crane beroperasi di daratan, maka jenis floating crane beroperasi di lautan atau perairan. Crane floating biasanya juga disebut sebagai sebuah kapal terapung yang memiliki crane di atasnya.
Crane floating dipergunakan untuk mengangkut suatu material berupa batu-batuan dari kapal tongkang dan kemudian dilanjutkan dengan pemrosesan dan dimasukkan pada mother vessel. Alat berat yang satu ini digerakkan dengan bantuan Tugboat, karena tidak memiliki mesin induk dan alat kemudi sendiri.
Untuk menunjang performa kinerjanya, floating crane memiliki alat tambahan yaitu loader dan dozer. Kedua alat tersebut bermanfaat untuk mempermudahkan jangkauan crane ke arah yang susah dicapai.

Itulah ulasan lengkap mengenai jenis-jenis crane beserta dengan fungsinya. Semoga ulasan tadi dapat memberikan tambahan informasi bagi Anda.
No comment yet, add your voice below!