
Melakukan pekerjaan konstruksi bangunan tentu bukanlah hal sepele dan tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Dalam prakteknya dibutuhkan orang-orang khusus yang setidaknya dengan latar belakang keilmuan terkait. Dengan begitu, proyek yang akan dilaksanakan dapat terlaksana dengan lebih tepat tentunya. Namun di samping itu, terdapat satu hal yang juga tidak kalah pentingnya yaitu perencanaan proyek yang harus dilakukan secara matang.
Perencanaan proyek adalah bagian dari manajemen proyek yang fokus utamanya dan erat kaitannya dengan pembagian, pengalokasian, dan penjadwalan pekerjaan dalam lingkup proyek. Dimana melalui perencanaan ini, bagaimana caranya agar proyek dapat selesai dalam waktu tertentu yang sudah disepakati, dengan tahapan tertentu, serta sumber daya yang telah ditentukan.
Dengan begitu, proyek konstruksi yang akan dijalankan sesuai dengan perencanaan awal. Perencanaan proyek sendiri melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan agar proyek dapat berjalan dengan lancar dan lebih tepat.
Pada intinya, tahapan perencanaan proyek mencakup proses pra kerja (sebelum menjalankan proyek) dan pasca kerja (setelah proyek selesai dilakukan) yang menjamin hasil akhir proyek optimal dan memuaskan sesuai keinginan pemilik bangunan. Dan pastinya sesuai dengan target, rancangan, dan harapan sejak awal.
Tahapan ini dapat diaplikasikan untuk proyek sederhana seperti pembangunan rumah pribadi hingga proyek berskala besar seperti halnya pembangunan hotel untuk bisnis hotel yang mungkin ingin dijalankan.

Bagaimana Tahapan Perencanaan Proyek?
Dalam setiap pekerjaan konstruksi baik dari yang konstruksi sederhana hingga konstruksi kompleks tentunya terdapat beberapa langkah dan proses yang harus diikuti. Hal ini bertujuan agar nantinya proyek yang akan dijalankan dapat berjalan dengan lancar, berhasil, dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Nah, lantas bagaimana tahapan perencanaan proyek untuk konstruksi bangunan yang tepat?
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Seperti yang kita semua tentunya tahu, segala sesuatu yang akan dijalankan selalu diawali dengan perencanaan dan konsep, begitupun dengan proyek konstruksi bangunan. Tahap perencanaan atau planning dimulai dari membuat gagasan maupun rencana dan dibangun berdasarkan kebutuhan.
Pada tahap ini biasanya membutuhkan waktu selama beberapa hari bahkan sampai beberapa bulan. Hal ini tentu saja tergantung dan dipengaruhi oleh kebutuhan proyek yang akan dijalankan. Pada tahapan planning ini kekuasaan sepenuhnya masih dipegang oleh pemilik proyek. Jadi para pekerja konstruksi pun belum mendapatkan banyak masukan.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Langkah selanjutnya ialah studi kelayakan. Studi kelayakan biasa disebut juga dengan analisis kelayakan atau laporan kelayakan. Tahapan ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah rencana proyek yang akan dijalankan dapat berhasil atau tidak dan untuk menilai apakah proyek dapat dilanjutkan atau bahkan ditunda terlebih dahulu.
Namun sebagian besar dari tahapan ini bertujuan untuk menyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, Baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya.
Umumnya, pada tahap studi kelayakan dilakukan berbagai kegiatan seperti menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Selain itu, memaparkan juga manfaat yang akan diperoleh apabila proyek tersebut dilaksanakan (baik manfaat langsung maupun manfaat tidak langsung), hingga menganalisis dampak yang mungkin saja akan terjadi bagi lingkungan sekitar dari proses pembangunan proyek tersebut.
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Mungkin hampir semua dari kita sudah tidak asing dengan istilah briefing. Karena sama halnya dengan tahapan perencanaan, briefing juga sering dilakukan di awal untuk memulai segala sesuatu. Briefing atau tahap penjelasan dari perencanaan proyek ini bertujuan untuk menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan.
Sehingga dengan begitu, konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan dari pemilik. Brief yang baik dapat dikatakan sebagai titik awal terbaik untuk membuat rencana proyek yang hebat. Dimana pada akhirnya, proyek yang akan dijalankan akan menjadi sukses.

4. Tahap Perancangan (Designing)
Tahap selanjutnya dan tidak kalah penting adalah tahap perancangan atau desain. Pada tahapan ini yaitu melakukan perancangan yang lebih detail sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Ada berbagai keputusan yang dibuat dalam tahapan ini, mulai dari ukuran bangunan, luas bangunan, serta jumlah ruangan yang dibutuhkan untuk bangunan tersebut.
Tidak hanya itu, tahapan ini juga bertujuan untuk meneliti peralatan yang mungkin diperlukan, biaya yang dibutuhkan, serta bahan atau material yang digunakan. Dalam tahapan ini terdapat beberapa langkah yang diterapkan, diantaranya pemrograman dan kelayakan, desain skematik, dan pengembangan desain atau rancangan.
Pemrograman dan kelayakan ditujukan untuk menguraikan semua tujuan dan sasaran proyek dengan baik. Desain skematik berfungsi untuk menggambarkan ruang, bahan, warna, dan juga struktur yang menjadi landasan dalam tahapan desain selanjutnya.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahapan ini, tim proyek bertugas untuk mempersiapkan bahan atau material, peralatan yang dibutuhkan, serta mempersiapkan juga tenaga kerja untuk keberhasilan proyek.
Perlu Anda ketahui, bahwa tahapan pengadaan dalam perencanaan proyek dipengaruhi atau tergantung dari seberapa besar proyek yang akan dikerjakan, sumber daya yang tersedia, serta waktu mulai yang ditentukan sebelumnya.
Di tahap ini, pemilik proyek akan membuat prakualifikasi dan membuat dokumen kontrak. Dimana dokumen kontrak biasanya digunakan untuk memberikan penawaran untuk mengerjakan proyek.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Setelah tahapan-tahapan sebelumnya sudah terlewati, barulah masuk ke tahapan pelaksanaan atau tahap konstruksi. Sesuai dengan namanya, dalam tahap ini rencana proyek yang telah disusun secara matang mulai diwujudkan atau mulai dibangun oleh kontraktor dengan bantuan sub-kontraktor yang telah ditunjuk sebelumnya pada tahap pengadaan.
Proyek dilaksanakan sesuai dengan tenggang waktu yang sudah disepakati, rencana anggaran biaya (RAB), serta manajemen kualitas mutu yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini diantaranya merencanakan, mengkoordinasikan, serta mengendalikan semua operasional di lapangan.
7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tahapan terakhir dari rangkaian perencanaan proyek yaitu tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap maintenance diantaranya mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik data selama pelaksanaan maupun as built drawing (gambar rekam terakhir).
Selain itu, dilakukan juga penelitian terhadap kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi agar dapat segera dilakukan perbaikan. Serta mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan dan pedoman pemeliharaan bangunan tersebut.
Tujuan dari adanya tahapan maintenance adalah untuk menjamin bahwa bangunan yang telah sesuai dibuat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati dan juga memastikan bahwa fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.

Demikianlah ulasan mengenai tahapan perencanaan proyek yang tepat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk menjalankan sebuah proyek konstruksi perlu melalui tahap perencanaan (planning) dan perancangan (designing) terlebih dahulu.
Karena itu, dibutuhkan jasa desain dan perencanaan profesional yang dapat membantu mewujudkan proyek konstruksi impian Anda. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat bagi kita semua!
No comment yet, add your voice below!