
Jika dilihat dari manfaatnya, sektor konstruksi berperan dalam mendorong pertumbuhan industri di berbagai negara. Keterkaitannya dengan infrastruktur menjadikannya pilar penting bagi perkembangan suatu wilayah. Namun di balik itu, konstruksi juga meninggalkan jejak bagi lingkungan melalui limbah yang dihasilkan.
Terutama berbagai limbah yang dihasilkan dari aktivitas pembangunan baru, renovasi, pembongkaran bangunan, dan aktivitas konstruksi lainnya. Limbah konstruksi sendiri termasuk dalam jenis limbah yang cukup sulit dikelola. Mengingat komposisinya yang beragam dan tidak hanya terbatas pada satu jenis limbah saja.
Pun, volume limbah yang tergolong besar. Karena seperti yang kita tahu, bahkan setiap harinya pasti ada saja aktivitas dalam dunia konstruksi yang dilakukan. Sehingga, sekecil apapun aktivitas konstruksi tersebut, tetap menghasilkan beragam jenis sampah dalam operasinya.
Pengertian Limbah Konstruksi

Sejalan dengan namanya, limbah konstruksi adalah sampah sisa material yang dihasilkan dari proses konstruksi, seperti pembangunan bangunan baru, renovasi bangunan, pembongkaran, dan aktivitas proyek lainnya.
Dan seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dalam setiap proyek konstruksi sampah konstruksi adalah sesuatu yang tidak bisa terhindarkan. Baik dari pembangunan gedung pencakar langit, renovasi atau pembongkaran rumah tinggal, semua aktivitas tersebut akan menghasilkan sisa-sisa material.
Kemudian, sisa material tersebutlah yang berakhir menjadi sampah atau limbah. Karena jenis limbahnya beragam, praktis semua jenis limbah yang ada juga memiliki sifatnya masing-masing yang berbeda. Di mana hal ini yang juga menjadi tantangan akhir-akhir ini, mengingat pasti penanganan pada limbahnya pun berbeda.
Sampah pada aktivitas konstruksi jika dibuang tanpa pengolahan, akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Keberadaannya dapat menyebabkan pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran udara. Di mana hal tersebut akan berpengaruh terhadap keberlangsungan lingkungan dan makhluk hidup.
Jenis-Jenis Limbah Konstruksi

Apapun jenis aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan limbah sekecil apapun yang ada. Termasuk dengan aktivitas konstruksi yang juga turut berkontribusi menyumbangkan limbahnya. Beberapa jenis sampah konstruksi yang umum ditemukan, meliputi:
- Beton dan aspal. Limbah yang berasal dari sisa-sisa struktur bangunan dan pembangunan jalanan.
- Limbah kayu. Sampah ini umumnya dihasilkan dari sisa konstruksi seperti pada pembuatan rangka bangunan, pembuatan furniture untuk bangunan, maupun pekerjaan konstruksi yang melibatkan penggunaan kayu di dalamnya.
- Limbah logam. Sampah ini bisa berupa baja, aluminium, tembaga, pipa, dan sejenisnya yang mana berbagai logam ini sering dimanfaatkan dalam pembangunan proyek konstruksi.
- Limbah plastik. Limbah plastik pada pekerjaan konstruksi bisa berupa bahan-bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas material bangunan, pipa PVC, dan material insulasi.
- Limbah kaca. Limbah kaca bisa dihasilkan dari berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan kaca di dalamnya, seperti kaca dari jendela, kaca pada pintu, kaca sebagai dinding partisi, dan lain sebagainya.
- Bahan berbahaya. Di samping beberapa jenis sampah konstruksi di atas, ada juga sampah berbahaya yang ternyata juga bisa dihasilkan dari pekerjaan konstruksi. Seperti sisa cat berbasis timbal, asbes, atau sisa penggunaan bahan kimia yang digunakan pada proyek konstruksi dan dapat menyebabkan potensi bahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Cara Pengolahan Limbah Konstruksi yang Tepat

Seperti halnya dengan jenis limbah medis yang berbahaya, limbah konstruksi tidak hanya memberikan dampak pada meningkatnya jumlah volume sampah di tempat pembuangan akhir. Melainkan juga turut berkontribusi pada masalah pencemaran yang lebih luas dan besar.
Oleh karena itu, beberapa cara pengolahan sampah konstruksi di bawah ini bisa dilakukan guna mengurangi dampaknya bagi lingkungan di tengah pesatnya perkembangan industri konstruksi, di antaranya sebagai berikut:
1. Pengurangan Limbah (Reduce)
Cara terbaik dalam pengolahan limbah konstruksi adalah dengan mengurangi penggunaan limbah itu sendiri atau reduce. Strategi ini berfokus pada upaya mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan sejak awal proyek berjalan.
Dan untuk merealisasikan langkah ini, harus dilakukan perencanaan secara matang. Merencanakan secara matang dan teliti material-material apa saja yang memang sangat dibutuhkan. Agar pembelian material bangunan pun tidak berlebihan. Dengan begitu, sisa material yang terbuang dapat dikurangi secara signifikan.
Atau apabila memang terpaksanya tidak bisa mengurangi penggunaan material bangunan, bisa menggunakan jenis material bangunan ramah lingkungan. Di mana bahan material ramah lingkungan bisa digunakan kembali dan didaur ulang. Sehingga, dapat membantu mengurangi jumlah volume limbah konstruksi.
2. Penggunaan Kembali
Karena terkadang membeli material bangunan secara impulsif dan berlebihan, tidak jarang terdapat sisa material konstruksi yang masih layak pakai. Sisa-sisa material yang masih layak pakai ini bisa digunakan kembali untuk proyek baru.
Seperti logam, kayu bekas, dan lainnya bisa sortir dan dipisahkan sesuai jenis kategorinya masing-masing. Bersihkan material yang perlu dibersihkan, lalu proses kembali pada konstruksi lain.
Penggunaan kembali material konstruksi ini tidak hanya membantu mengurangi limbah konstruksi secara signifikan. Melainkan, juga dapat menekan biaya operasional karena tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk pembelian material baru.
3. Mendaur Ulang Limbah Konstruksi
Mendaur ulang sampah sisa konstruksi juga bisa menjadi alternatif paling efektif untuk mengurangi bahkan menghilangkan sampah yang mencemari lingkungan. Sisa material seperti logam, aspal, beton bisa diolah kembali menjadi bahan baku baru yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan proyek konstruksi berikutnya.
Sebagai gambaran seperti sisa beton yang bisa dipecah, kemudian dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan jalanan atau untuk membuat pondasi bangunan. Atau bisa juga logam didaur ulang dengan teknologi tertentu untuk menghasilkan bahan baku baru.
Langkah pengolahan dengan cara mendaur ulang ini dapat membantu mengurangi volume limbah konstruksi yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sekaligus bisa menekan biaya untuk membeli bahan baku baru.
Itulah ulasan singkat seputar limbah konstruksi beserta dengan jenis dan cara efektif untuk pengolahannya. Seperti halnya pengelolaan jenis sampah lain, pengolahan sampah sisa konstruksi juga sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan akibat aktivitas konstruksi.
Semoga apa yang kami paparkan dapat memberikan kesadaran yang lebih lagi bagi kita semua. Khususnya bagi kita yang merencanakan melakukan proyek konstruksi. Agar lebih aware lagi dalam menggunakan bahan material bangunan, dan tidak berakhir menjadi sampah yang merugikan lingkungan dan makhluk hidup.
No comment yet, add your voice below!