Simak Langkah Efektif Mengelola Sampah Rumah Tangga Berikut Ini!

Ilustrasi sampah organik, Sumber: idntimes.com

Mengelola sampah rumah tangga yang baik dapat membantu menanggulangi masalah sampah. Di Indonesia sendiri, permasalahan sampah hingga saat ini masih menjadi fokus penting untuk segera diatasi. Untuk mengatasi sampah ini diperlukan kerja sama yang baik dari berbagai sektor. Sadar akan dampak negatif dari sampah perlu ditanamkan pada diri individu masing-masing.

Menurut data sampah rumah tangga di Indonesia 2020, persentasenya mencapai 37,3%. Data tersebut diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilansir dari Databoks. Pada tahun 2020 data penyumbang sumber sampah terbanyak berasal dari aktivitas rumah tangga. Kemudian barulah disusul oleh pasar tradisional yang persentasenya menunjukan angka 16,4%.

Data tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya permasalahan sampah di tempat wisata saja yang perlu ditangani, namun sampah rumah tangga penghasil sumber sampah terbesar juga butuh penanganan yang tepat. Sampah-sampah rumah tangga tersebut terdiri dari 2 tipe, yakni sampah organik dan sampah anorganik. Untuk membantu mengatasi sampah rumah tangga, Anda bisa mengelola sendiri di rumah.

Komposisi Sampah Nasional Berdasarkan Sumber Sampah (2020), Sumber: databoks.katadata.co.id
Komposisi Sampah Nasional Berdasarkan Sumber Sampah (2020), Sumber: databoks.katadata.co.id

Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup dan sifatnya mudah terurai tanpa bantuan manusia. Terdapat 2 jenis sampah organik, yakni sampah organik basah dan sampah organik kering. Untuk mengelola sampah rumah tangga jenis ini, Anda bisa mendaur ulangnya jika dikelola dengan tepat. Berikut beberapa contoh sampah rumah tangga organik yang biasa ditemukan pada aktivitas sehari-hari meliputi:

  • Sisa-sisa makanan
  • Kulit buah yang masih mengandung kadar air
  • Kulit sayuran
  • Biji-bijian
  • Dedaunan dari pohon
  • Sisik ikan
  • Kayu
  • Kulit Telur
  • Kotoran hewan

Sampah anorganik atau non-organik merupakan sampah yang asalnya bukan dari makhluk hidup, sehingga sampah jenis ini sangat sulit untuk terurai dan perlu waktu yang lama untuk bisa terurai. Bahkan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai secara keseluruhan. Berikut beberapa contoh dari sampah anorganik yang biasa dijumpai pada aktivitas rumah tangga:

  • Plastik wadah makanan
  • Kaca
  • Kaleng
  • Botol plastik
  • Kertas karton
  • Mainan dari bahan plastik

Cara Mengelola Sampah Rumah Tangga

Anda bisa membantu menanggulangi permasalahan sampah secara mandiri di rumah. Tidak memerlukan hal-hal yang rumit untuk pengelolaan sampah rumah tangga ini. Penasaran bagaimana cara mengelola limbah rumah tangga yang tepat dengan mudah? Simak penjelasan kami di bawah ini.

Pisahkan Sampah Organik dan Sampah Anorganik

Pengelolaan sampah rumah tangga yang benar adalah dengan memisahkan 2 tipe sampah yakni sampah organik dan anorganik. Anda bisa menyediakan 2 tempat sampah yang berbeda, edukasi keluarga Anda untuk membuang sampah menurut jenisnya. Berikan tulisan di tempat sampah tersebut agar lebih memudahkan untuk membedakan kedua jenis sampah.

Sampah anorganik biasanya banyak dihasilkan dari plastik yang digunakan untuk wadah makanan maupun belanjaan. Untuk mengurangi penggunaan plastik tersebut, Anda bisa menggunakan tas belanja pengganti plastik. Ada berbagai jenis tas belanja yang bukan berasal dari bahan plastik. Dengan demikian, Anda telah membantu untuk mengurangi penggunaan sampah plastik rumah tangga.

Ilustrasi sampah organik, Sumber: idntimes.com
Ilustrasi sampah organik, Sumber: idntimes.com

Mendaur Ulang Sampah

Cara pengelolaan sampah rumah tangga berikutnya dengan mendaur ulang sampah. Botol-botol plastik bekas dapat dimanfaatkan sebagai pot untuk tanaman. Kaleng dari bekas makanan dan minuman dapat dijadikan sebagai tempat pensil maupun perkakas lainnya. Anda juga bisa menyendirikan botol plastik yang kemudian nantinya diserahkan kepada bank sampah untuk di daur ulang.

Mengolah Sampah Organik Jadi Pupuk

Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman. Jika Anda tidak bisa membuat pupuk tersebut sendiri, Anda bisa menyalurkannya ke tempat pengolahan sampah organik. Pupuk dari sampah organik ini dapat memberikan manfaat bagi tanaman agar tumbuh subur. Meskipun sampah organik ini memiliki aroma yang kurang sedap, namun dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi lingkungan.

Pada dasarnya pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos tidaklah sulit. Anda hanya perlu mengikuti beberapa proses di bawah ini, yakni:

  • Pengumpulan sampah organik. Salah satu sampah organik yang paling mudah dijumpai dalam rumah tangga adalah sampah sisa sayuran yang tidak dimasak. Bagian sayuran yang tidak digunakan untuk memasak ini biasanya hanya dibuang saja. Oleh sebab itu, Anda bisa mengumpulkannya menjadi satu untuk dibuat pupuk.
  • Pencacahan sampah organik. Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan tahap pencacahan. Setelah mengumpulkan sampah organik, Anda bisa mencacahnya agar sampah menjadi lebih lembut. Anda bisa mencacah sampah sayuran tersebut menjadi ukuran 1 atau 2 cm.
  • Proses pendiaman sampah organik. Tahapan selanjutnya adalah proses pendiaman sampah organik yang telah dicacah. Anda bisa mendiamkan sampah organik hingga terjadi pembusukan. Diamkan sampah tersebut ditempat yang tertutup dan kedap udara agar pembusukan lebih sempurna.
  • Tunggu hingga 2 minggu. Proses pembusukan sampah organik tersebut membutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Nanti setiap 3 hari sekali, Anda perlu melakukan pengadukan terhadap sampah organik agar pembusukan berjalan sempurna.

Baca juga: Upaya Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan

Pisahkan Sampah yang Berpotensi Bahaya

Langkah mengelola sampah rumah tangga berikutnya dengan memisahkan sampah yang berbahaya. Misalnya saja barang-barang elektronik yang sudah rusak, Anda bisa memisahkannya dengan sampah lainnya. Barang elektronik tersebut dapat Anda bawa ke tempat daur ulang, bahkan bisa Anda bawa ke pabriknya langsung untuk di daur ulang menjadi barang elektronik baru.

Mengapa sampah elektronik tersebut perlu dilakukan penanganan yang tepat? Perlu Anda ketahui bahwa setiap sampah elektronik memiliki kandungan bahan yang berbahaya terhadap lingkungan. Selain berbahaya, kandungan tersebut juga beracun. Kandungan dari barang elektronik tersebut diantaranya adalah merkuri, timbal, lithium, dan kadmium.

Berbagai bahan kandungan tersebut merupakan material yang tidak dapat diurai oleh alam. Jadi jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, bahan tersebut bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Alhasil lingkungan sekitar bisa rusak gara-gara kandungan tersebut.

Mengurangi Penggunaan Sampah

Sebisa mungkin Anda dan keluarga mengurangi penggunaan sampah. Misalnya saja dari hal yang mudah yakni stop membeli air mineral dalam botol plastik dan lebih memilih untuk menggunakan botol minum yang bisa digunakan berkali-kali. Selain itu Anda juga bisa membeli lauk atau makanan dengan membawa wadah sendiri, sehingga tidak menghasilkan sampah plastik.

Menerapkan prinsip 3R juga diperlukan, yakni Reuse (penggunaan kembali), Reduce (mengurangi), dan Recycle (mendaur ulang). Meskipun terlihat sederhana, tapi pada kenyataannya penerapan ketiga prinsip tersebut masih sulit dilakukan oleh masyarakat hingga saat ini. Namun bukan berarti tidak mungkin jika kita mulai menerapkannya dari sekarang.

Sampah anorganik, Sumber: mesinpencacahplastik.id
Sampah anorganik, Sumber: mesinpencacahplastik.id

Perlu Anda ketahui bahwa Indonesia termasuk ke dalam penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Data tersebut dilansir dari Tribun News yang diperoleh dari Jenna R. Jambeck di dalam artikel Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean tahun 2015. Mari bersama-sama membantu untuk menanggulangi sampah dengan mengurangi penggunaan plastik serta mengelola sampah rumah tangga secara mandiri.

Cintai lingkungan dengan membuang sampah ke tempatnya, jangan membuangnya ke sembarang tempat. Apalagi membuangnya ke sungai, hal tersebut akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Pada akhirnya akan terjadi pencemaran yang merugikan semua pihak termasuk kita sendiri. Mari bangun masa depan yang cerah dengan bumi yang sehat dengan lingkungan yang bebas dari pencemaran.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *