Di dunia industri, kepatuhan terhadap regulasi bangunan bukan sekedar formalitas, tetapi pondasi bagi operasional yang aman. Hal ini juga yang mendorong PT Eticon Rekayasa Teknik untuk terus menunjukkan komitmen dalam pendampingan teknis—termasuk dalam proyek SLF di PT Hertz Flavors Makmur Indonesia.
Keseriusan PT Eticon Rekayasa Teknik dalam mendampingi proses pengurusan SLF untuk fasilitas produksi milik PT Hertz Flavors Makmur Indonesia ini dibuktikan dengan penyerahan dokumen SLF yang dilakukan langsung oleh Direktur perusahaan, sebagai bentuk apresiasi terhadap kepercayaan yang diberikan klien.
Sekilas Tentang Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) adalah sebuah dokumen perizinan yang diterbitkan untuk menunjukkan kelaikan fungsi bangunan sebelum bangunan dimanfaatkan. SLF juga menjadi dokumen resmi yang menandakan bahwa bangunan telah memenuhi syarat laik fungsi dari aspek teknis, keselamatan, dan tata ruang.
Dengan kata lain, bangunan belum bisa dianggap aman untuk dioperasionalkan apabila belum mengantongi SLF. Kepemilikan SLF juga ditegaskan dalam PP No 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung. Berkaca dari hal tersebut, sudah seharusnya para pemilik/ pengelola melengkapi bangunannya dengan SLF.
Karena tanpa kepemilikan SLF, bangunan bisa saja berpotensi memberikan dampak buruk bagi bangunan itu sendiri maupun bagi penghuninya—dari kebakaran gedung sampai bangunan ambruk, potensi tersebut jauh lebih besar terjadi apabila tidak mengantongi Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Hal ini juga yang dilakukan oleh PT Hertz Flavors Makmur Indonesia. PT Hertz Flavors Makmur Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam industri bahan perisa dan aroma makanan. Perusahaan ini menempatkan aspek legalitas dan keselamatan bangunan sebagai salah satu prioritas utama dalam operasionalnya.
Dengan mempercayakan proses pengurusan SLF kepada PT Eticon Rekayasa Teknik, artinya PT Hertz Flavors Makmur Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam memastikan bahwa fasilitas produksinya tidak hanya aman secara fisik saja, melainkan juga legal secara administratif.
Dalam pengurusan SLF untuk fasilitas produksi di PT Hertz Flavors Makmur Indonesia ini, PT Eticon Rekayasa Teknik melakukan pendampingan penuh—mulai dari pengumpulan data teknis bangunan, asesmen lapangan, sampai koordinasi intensif dengan dinas PUPR setempat, semua didampingi sampai tuntas.
Kemudian, dilanjutkan dengan penyerahan dokumen SLF yang dilakukan secara langsung oleh Direktur Eticon. Penyerahan ini menjadi simbol kuat atas keseriusan dan tanggung jawab perusahaan dalam setiap proyek yang dijalankan. Penyerahan ini juga bukan sekadar serah terima dokumen.
Namun penegasan akan posisi Eticon sebagai konsultan SLF bagi dunia industri dalam menjamin kepatuhan terhadap regulasi bangunan. Dengan rampungnya proses SLF, PT Hertz Flavors Makmur Indonesia kini telah siap beroperasi secara optimal dan legal, serta memberikan rasa aman bagi seluruh pengguna fasilitasnya.
Standar keselamatan melalui SLF dan PBG menjadi sesuatu yang penting untuk bangunan yang berada di wilayah yang tengah berkembang pesat, seperti Kalimantan Tengah. Dengan perkembangan pembangunan di Kalimantan Tengah, pemenuhan SLF dan PBG bukan lagi sekedar kewajiban administratif.
Melainkan, juga bentuk komitmen terhadap keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan kemudahan—baik untuk bangunan itu sendiri maupun bagi penggunanya. PT Eticon Rekayasa Teknik sebagai konsultan teknik dan perizinan bangunan terus berupaya dalam mendukung keberlanjutan bangunan.
Khususnya melalui pengurusan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Melalui layanan yang diberikan, PT Eticon Rekayasa Teknik terus berkomitmen membantu pemilik maupun pengelola bangunan untuk memenuhi standar keselamatan dan regulasi yang berlaku.
SLF dan PBG: Pondasi Kepatuhan Hukum dan Keselamatan
Salah satu bangunan di Kalimantan Tengah, Sumber: conch-skc.com
Seperti yang sudah selalu dibahas, Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) adalah dokumen penting yang wajib dimiliki oleh setiap bangunan. Kepemilikan keduanya ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung, dengan penjelasan sebagai berikut:
Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
PBG adalah dokumen yang diberikan kepada pemilik/ pengelola bangunan untuk mendirikan baru, mengubah, memperluas, mengurangi, atau merawat bangunan sesuai dengan standar teknis bangunan gedung. PBG ini adalah dokumen yang menggantikan IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
Persetujuan Bangunan Gedung dapat dikatakan sebagai persyaratan awal yang memastikan bangunan dirancang dan dibangun sesuai dengan aturan tata ruang, keselamatan, dan keberlanjutan. Atau dengan kata lain, PBG ini harus dimiliki oleh pemilik bangunan sebelum proyek konstruksi dilaksanakan.
Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Lain PBG, lain pula SLF. Dalam peraturan yang sama, Sertifikat Laik Fungsi adalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung sebelum dapat dimanfaatkan. Jadi, jika PBG harus dikantongi sebelum bangunan didirikan.
Maka SLF ini diterbitkan ketika bangunan sudah berdiri tetapi sebelum bangunan tersebut dioperasionalkan sesuai fungsinya. Apabila bangunan tidak ber-SLF tetapi tetap beroperasi, maka dapat berpotensi memberikan dampak buruk/ bahaya bagi para penggunanya.
Dengan fakta tersebut, sudah seharusnya para pemilik atau pengelola bangunan di Kalimantan Tengah mematuhi standar keselamatan bangunan dengan kepemilikan SLF dan PBG. Karena jika tidak mengantongi keduanya dan tetap beroperasi, akan ada sanksi yang menunggu—termasuk penghentian pemanfaatan bangunan.
Peran Eticon untuk Pengurusan SLF PBG di Kalimantan Tengah
Bangunan harus dilengkapi dengan SLF dan PBG, Sumber: pexels.com
Sebagai konsultan SLF dan PBG di Kalimantan Tengah, PT Eticon Rekayasa Teknik hadir untuk memberikan solusi secara menyeluruh dalam proses pengurusannya. Peran tim Eticon terhadap pengurusan tersebut, mencakup:
1. Konsultasi Teknis
Konsultasi teknis adalah langkah awal yang sangat penting dalam proses pengurusan SLF dan PBG. Hadirnya Eticon, untuk membantu klien memahami regulasi dan persyaratan teknis terkait pengurusan SLF dan PBG di Kalimantan Tengah. Sehingga, semua berjalan sesuai regulasi.
2. Inspeksi dan Evaluasi
Inspeksi dan evaluasi juga menjadi tahapan yang tidak kalah penting. Pada tahapan ini, Eticon akan melakukan audit terhadap desain dan kondisi bangunan secara keseluruhan guna memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan yang berlaku.
3. Pendampingan Administratif
Dalam pengurusan perizinan bangunan di Kalimantan Tengah, PT Eticon Rekayasa Teknik memfasilitasi proses perizinan—termasuk pengajuan dokumen sampai koordinasi/ berkomunikasi dengan instansi terkait di daerah tersebut. Sehingga, proses pengurusan berjalan lancar dan tepat waktu.
Keuntungan Kepatuhan Melalui SLF dan PBG
Pengurusan SLF PBG di Kalimantan Tengah, Sumber: pexels.com
Kepatuhan terhadap standar keselamatan bangunan melalui pengurusan SLF dan PBG untuk bangunan di Kalimantan Tengah tidak hanya sebatas aspek legalitas saja. Kepatuhan tersebut juga membawa sejumlah keuntungan bagi para pemilik bangunan, di antaranya sebagai berikut:
Jaminan Keselamatan. Bangunan yang telah melalui proses uji kelaikan fungsi oleh pihak berwenang artinya telah memenuhi standar yang ditetapkan. Itu berarti, bangunan tersebut memberikan tingkat perlindungan maksimal bagi para penggunanya.
Kepercayaan Publik. Selain memberikan keamanan bagi penggunanya, kepemilikan SLF dan PBG juga dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan publik terhadap bangunan. Jika semua perizinan terpenuhi, public akan percaya jika bangunan tersebut aman digunakan dalam jangka panjang.
Kepastian Hukum. Keuntungan utama dari kepemilikan SLF dan PBG untuk bangunan di Kalimantan Tengah adalah mendapatkan kepastian hukum. Ini memastikan bangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku, menghindarkan dari potensi sanksi hukum.
Pembangunan Berkelanjutan Bersama PT Eticon Rekayasa Teknik
Sebagai mitra strategis dalam pengembangan infrastruktur di Kalimantan Tengah, PT Eticon Rekayasa Teknik berperan aktif dalam mendorong kepatuhan terhadap standar keselamatan bangunan—dengan kepemilikan SLF dan PBG.
Dengan pengalaman dan keahlian profesional, Eticon mendukung terciptanya lingkungan bangunan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Melalui layanan SLF dan PBG, PT Eticon Rekayasa Teknik tidak hanya membantu klien mematuhi regulasi.
Namun, juga berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang andal dan berdaya saing di Kalimantan Tengah. Komitmen ini mencerminkan dedikasi Eticon dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam setiap pelaksanaan proyek, penerapan standar nasional dan internasional menjadi salah satu aspek penting. Standar-standar ini bukan hanya sekedar sebagai acuan, melainkan juga menjadi tolak ukur kualitas, efisiensi, dan kepatuhan terhadap regulasi yang telah ditetapkan—baik di tingkat lokal maupun global.
Sebagai perusahaan konsultan terkemuka, PT Eticon Rekayasa Teknik senantiasa menjunjung tinggi penerapan standar nasional dan internasional ini dalam setiap proyek yang dikerjakan. Komitmen ini, bagi Eticon bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi semata.
Namun, penerapan standar oleh PT Eticon Rekayasa Teknik juga menjadi bentuk tanggung jawab dalam memastikan dan menghadirkan hasil kerja yang berkualitas, aman, sesuai dengan regulasi yang berlaku, serta sesuai dengan kebutuhan klien yang mempercayakan proyeknya kepada Eticon.
Fungsi-Fungsi Standar dalam Proyek Teknik
Eticon mengedepankan standar dalam pelaksanaan proyek, Sumber: linkedin.com
Penerapan standar nasional, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), serta standar internasional, seperti ISO (International Organization for Standardization) memiliki berbagai fungsi yang krusial untuk proyek. Di antara beberapa fungsi dari penerapan standar ini, meliputi:
1. Menjamin Kualitas
Fungsi pertama dari penerapan standar adalah menjamin kualitas proyek. Dengan berpedoman pada standar yang diakui secara nasional maupun internasional, setiap elemen proyek—baik dari segi desain, penggunaan material, maupun pelaksanaannya pasti dilakukan dengan tidak asal-asalan dan ketat.
Hasilnya, kualitas proyek tidak hanya fungsional, tetapi juga terjamin kualitasnya karena telah sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Memastikan Keamanan Proyek
Penerapan standar nasional dan internasional menjadi landasan penting untuk meminimalisir risiko dalam setiap proyek yang dikerjakan—mulai dari kegagalan konstruksi, kecelakaan kerja di lapangan, sampai potensi/ dampak proyek terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dengan begitu, proyek dapat berjalan dengan lancar dan aman, baik bagi para pekerja, pengguna (ketika proyek sudah selesai), juga bagi lingkungan di sekitarnya.
3. Mendukung Keberlangsungan
Penerapan standar juga berfungsi untuk mendukung keberlangsungan. Artinya, penerapan standar ini mendorong pendekatan yang ramah lingkungan dan efisiensi energi guna meminimalkan dampak buruk bagi lingkungan di sekitarnya.
Penerapan Standar di PT Eticon Rekayasa Teknik
Standar sangat penting untuk keamanan dan keandalan, Sumber: jogjaasik.com
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, PT Eticon Rekayasa Teknik sebagai perusahaan konsultan dalam setiap proyeknya selalu mengedepankan penerapan standar nasional dan internasional secara konsisten melalui beberapa tahapan, di antaranya:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahapan perencanaan, standar yang diterapkan oleh Eticon, meliputi:
Menggunakan pedoman desain yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan standar global, seperti ACI (American Concrete Institute) atau ASME (American Society of Mechanical Engineers).
Melakukan analisis risiko untuk memastikan semua aspek teknik dan lingkungan telah diperhitungkan dengan tepat.
2. Tahap Pelaksanaan
PT Eticon Rekayasa Teknik melakukan penerapan standar nasional dan internasional pada tahapan pelaksanaan, seperti berikut:
Menerapkan protokol Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berdasarkan standar OHSAS 18001 atau ISO 45001.
Mengawasi pemilihan/ penggunaan material dan metode kerja agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disepakati.
3. Tahap Evaluasi dan Sertifikasi
Sementara pada tahapan evaluasi dan sertifikasi, standar yang diterapkan oleh PT Eticon Rekayasa Teknik, di antaranya:
Melakukan audit dan inspeksi untuk memastikan hasil akhir sesuai dengan standar yang berlaku.
Keuntungan Penerapan Standar Nasional Internasional
Eticon dalam pelaksanaan proyek bersama klien, Sumber: doc pribadi
Penerapan standar nasional dan internasional yang dilakukan oleh PT Eticon Rekayasa Teknik bukan hanya sekedar memberikan keuntungan kepada kami selaku konsultan. Namun, juga menawarkan keuntungan yang signifikan bagi klien/ pemilik proyek. Berikut ini adalah keuntungan penerapan standar bagi klien, meliputi:
Proyek yang Andal dan Aman. Dengan menerapkan standar yang tepat, proyek menjadi lebih stabil, aman, dan andal untuk jangka panjang. Sehingga, mampu memberikan rasa tenang bagi klien ketika menggunakannya untuk operasional.
Kepatuhan terhadap Regulasi. Penerapan standar memastikan bahwa keseluruhan proyek yang dilakukan berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal tersebut juga yang membantu mengurangi potensi sanksi hukum akibat ketidakpatuhan terhadap aturan.
Pengakuan Internasional. Penerapan standar—khususnya standar internasional juga memberikan keuntungan untuk reputasi proyek yang semakin meningkat dan memenuhi standar global.
Dipercaya dalam banyak proyek teknik oleh berbagai sektor usaha, membuat PT Eticon Rekayasa Teknik terus berkomitmen memberikan layanan terbaik dengan mengedepankan dan mengutamakan kepatuhan terhadap standar nasional maupun internasional yang berlaku.
Karena dengan komitmen tersebut, artinya PT Eticon Rekayasa Teknik berdedikasi untuk menjaga kualitas, efisiensi, serta keberlanjutan pada setiap proyek yang dikerjakan. Melalui penerapan standar nasional dan internasional itu pula, Eticon tidak hanya mendukung keberhasilan proyek.
Melainkan, juga turut berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang unggul, andal, dan berdaya saing tinggi. Hal ini juga menjadi wujud nyata visi PT Eticon Rekayasa Teknik dalam memberikan solusi teknik terbaik untuk pembangunan di Indonesia.
Kolaborasi yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur menjadi pondasi kuat dalam menghadapi tantangan pembangunan di era modern yang semakin kompleks. Dalam menyelesaikan proyek infrastruktur—baik dalam skala kecil maupun besar dibutuhkan sinergi yang solid antara berbagai pihak.
Kolaborasi yang dimaksud dalam konteks ini merupakan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan penyedia jasa profesional. Kolaborasi ini diperlukan guna memastikan bahwa setiap proyek pembangunan berjalan efektif, efisien, berkelanjutan, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Oleh karena itu, PT Eticon Rekayasa Teknik—perusahaan konsultan teknik terkemuka turut berperan aktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan swasta, Eticon menghadirkan solusi yang bisa menjawab tantangan pembangunan modern.
Kolaborasi dengan Pemerintah
Eticon berkolaborasi dengan pemerintah, Sumber: pexels.com
Pemerintah sebagai aktor utama dalam kolaborasi berperan penting dalam pembangunan infrastruktur publik untuk menyediakan fasilitas yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hadirnya Eticon mendukung program-program pemerintah dengan menyediakan layanan yang unggul, termasuk di dalamnya:
1. Perencanaan Infrastruktur
Dalam kolaborasi untuk pembangunan infrastruktur ini, PT Eticon Rekayasa Teknik mendukung dalam penyusunan desain teknis yang tidak hanya memenuhi standar regulasi. Namun, juga turut mempertimbangkan kebutuhan spesifik masyarakat serta kondisi wilayah setempat.
2. Pendampingan Perizinan
Sebagai perusahaan dalam bidang konsultan dan rekayasa teknik, PT Eticon Rekayasa Teknik turut membantu dan mendampingi dalam proses pengurusan perizinan bangunan—Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Proses ini dilakukan secara sistematis, sebagai bentuk dan bagian dari kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah.
3. Pengawasan Proyek
PT Eticon Rekayasa Teknik juga turut terlibat dalam pengawasan proyek, guna memastikan bahwa pelaksanaan proyek infrastruktur dilakukan sesuai dengan rencana teknis, anggaran, dan waktu yang telah ditetapkan. Pengawasan ini penting untuk menjamin mutu dan keamanan hasil akhir infrastruktur publik.
Sinergi dengan Sektor Swasta
Bersinergi dalam pengembangan proyek komersial, Sumber: psualatberat.com
Kolaborasi dengan sektor swasta membuka peluang besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang inovatif dan efisien. Di tengah perkembangan industri yang semakin pesat, PT Eticon Rekayasa Teknik hadir sebagai mitra profesional yang menjembatani kebutuhan teknis sektor swasta.
PT Eticon Rekayasa Teknik bekerja sama dengan berbagai perusahaan dalam berbagai proyek berskala besar—mulai dari kawasan industri, properti/ bangunan komersial, dengan cakupan layanan seperti:
1. Pembangunan Kawasan Industri
Dalam proyek pembangunan kawasan industri, PT Eticon Rekayasa Teknik menyediakan layanan guna memastikan semua fasilitas yang dibangunan memenuhi standar keselamatan kerja dan produktivitas. Sehingga, kawasan industri dapat beroperasi dengan optimal dan berkelanjutan.
2. Proyek Properti dan Komersial
PT Eticon Rekayasa Teknik juga terlibat dalam pengembangan berbagai proyek bangunan komersial—termasuk pabrik, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan lain sebagainya. Layanan ini dimaksudkan guna mendukung desain dan pengelolaan proyek yang berorientasi pada keberlanjutan dan efisiensi energi.
Kesuksesan pembangunan infrastruktur tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan dana, tetapi juga kualitas kolaborasi antara banyak pihak yang berkepentingan. PT Eticon Rekayasa Teknik sebagai mitra memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan tepat untuk kolaborasi dalam pembangunan infrastruktur, meliputi:
1. Pendekatan Multidisiplin
Memiliki tim profesional dari berbagai bidang disiplin/ keahlian—termasuk arsitektur, teknik sipil, mekanikal, elektrikal, dan pakar lingkungan, PT Eticon Rekayasa Teknik menawarkan solusi yang komprehensif dan terintegrasi.
Pendekatan multidisiplin memastikan bahwa setiap aspek teknis proyek, dari perencanaan hingga implementasi, ditangani dengan tepat dan sesuai regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Komitmen terhadap Keberlanjutan
Tidak hanya sekedar fokus pada keberhasilan proyek, PT Eticon Rekayasa Teknik juga memprioritaskan keberlanjutan. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan serta desain yang mendukung efisiensi energi guna mendukung pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
3. Pengalaman dan Reputasi
PT Eticon Rekayasa Teknik telah terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur berskala nasional, baik di sektor publik maupun swasta. Hal ini membuktikan bahwa PT Eticon Rekayasa Teknik adalah mitra terpercaya dalam kolaborasi untuk pembangunan infrastruktur.
Kolaborasi antara PT Eticon Rekayasa Teknik, pemerintah, dan sektor swasta tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya pembangunan.
Melalui komitmen terhadap keunggulan teknik, inovasi, dan keberlanjutan, PT Eticon Rekayasa Teknik terus memberikan solusi terbaik untuk menjawab kebutuhan pembangunan infrastruktur Indonesia. Dengan sinergi yang erat bersama, Eticon siap menjadi bagian dari transformasi infrastruktur menuju masa depan yang lebih baik.
Audit dan pengelolaan risiko K3 adalah langkah dalam memastikan bahwa setiap keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan proyek berjalan sesuai dengan standar. K3—singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja—adalah sistem manajemen yang secara garis besar bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja.
Namun, apa hanya itu? Tentu tidak, ini juga termasuk mengurangi risiko cedera, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi seluruh pekerja. Penerapan K3 menjadi aspek penting tidak bisa diabaikan, karena ini menyangkut keberlanjutan proyek, kepatuhan regulasi pemerintah, dan keselamatan nyawa.
PT Eticon Rekayasa Teknik sebagai konsultan rekayasa teknik dan perizinan bangunan terus berkomitmen mendukung penerapan K3 melalui audit yang sistematis dan pengelolaan risiko yang terstruktur. Audit K3 berfungsi sebagai bahan evaluasi untuk menilai sejauh mana sistem keselamatan sudah diterapkan.
Juga, mengidentifikasi potensi bahaya yang belum tertangani. Sementara, pengelolaan risiko K3 mencakup serangkaian tindakan proaktif untuk meminimalisir kemungkinan insiden yang bisa terjadi di lapangan atau di tempat kerja. Dalam proyek berskala besar, K3 bukan sekedar kewajiban hukum.
Melainkan, juga menjadi kunci utama dalam menjaga keberlangsungan operasional kerja, melindungi pekerja dari kemungkinan berbagai faktor penyebab kecelakaan kerja, serta memastikan efisiensi biaya—karena jika operasional kerja berjalan lancar sesuai planning, biaya yang dikeluarkan tidak akan membengkak.
Audit K3 — Evaluasi Menyeluruh untuk Kepatuhan
Setiap proyek berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, Sumber: lngrisk.co.id
Dalam audit dan pengelolaan risiko K3 ini, audit yang dilakukan oleh PT Eticon Rekayasa Teknik melibatkan penilaian yang komprehensif atas kepatuhan proyek terhadap regulasi dan standar yang berlaku. Proses audit yang dilakukan secara menyeluruh tersebut mencakup:
1. Pemeriksaan Dokumentasi
Proses audit K3 dimulai dengan meninjau seluruh dokumen yang berkaitan—temasuk prosedur kerja, perizinan, dan laporan insiden. Pemeriksaan ini dilakukan guna memastikan bahwa semua proses telah terdokumentasikan dengan baik untuk memastikan kejelasan serta kepatuhan administratif.
2. Inspeksi Lapangan
Tahapan selanjutnya adalah melakukan inspeksi dengan turun secara langsung ke lapangan. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan menilai kondisi nyata di lokasi proyek—termasuk mengidentifikasi adanya potensi bahaya dan kelayakan Alat Pelindung Diri (APD).
Tidak lupa juga untuk mengevaluasi penerapan langkah-langkah pengendalian risiko. Inspeksi lapangan ini menjadi sarana yang memungkinkan auditor untuk melihat apakah prosedur yang tertulis diterapkan dengan baik di lapangan. Juga, untuk mengidentifikasi berbagai aspek yang mungkin luput dari perhatian.
3. Wawancara dengan Tim
Dalam audit dan pengelolaan risiko K3, proses audit oleh PT Eticon Rekayasa Teknik juga dilakukan melalui wawancara dengan tim. Melalui wawancara ini, auditor dapat berinteraksi secara langsung dengan pekerja maupun manajemen. Dari sini, auditor dapat menggali informasi.
Guna lebih memahami tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan K3 juga apa saja yang menjadi kebutuhan terkait K3. Wawancara ini tidak bertujuan untuk memperkaya data audit, tetapi juga menjadi bentuk komunikasi dua arah yang penting untuk mendorong keselamatan di lingkungan kerja.
Pengelolaan Risiko K3 — Langkah Proaktif untuk Keamanan
Penggunaan APD sangat penting, Sumber: prodiaohi.co.id
Selain audit, dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kecelakaan kerja, PT Eticon Rekayasa Teknik juga melakukan pengelolaan risiko K3. Pengelolaan risiko yang diterapkan oleh PT Eticon Rekayasa Teknik mencakup langkah-langkah strategis, seperti:
1. Identifikasi Risiko
Langkah awal dimulai dengan identifikasi risiko, yaitu mengidentifikasi berbagai potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja.
Hal ini termasuk yang bersumber dari penggunaan berbagai jenis alat berat, paparan bahan kimia berbahaya, kondisi pekerjaan di ketinggian, sampai prosedur operasional. Semua diidentifikasi untuk menentukan langkah apa yang akan diambil.
2. Penilaian Risiko
Setelah risiko diidentifikasi, PT Eticon Rekayasa Teknik melakukan penilaian terhadap risiko tersebut. Penilaian dilakukan untuk menganalisis seberapa besar dampak (tingkat keparahan) dan seberapa besar kemungkinan risiko tersebut terjadi (probabilitas risiko).
Dengan penilaian dan analisis ini, dapat membantu menentukan atau menetapkan prioritas tindakan.
3. Pengendalian Risiko
Selanjutnya, PT Eticon Rekayasa Teknik mengimplementasikan tindakan-tindakan pengendalian risiko yang tepat. Langkah-langkah ini mencakup eliminasi bahaya hingga penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Pemantauan dan Evaluasi
Pengelolaan risiko tidak berhenti pada tindakan-tindakan pengendalian risiko saja. Evaluasi rutin juga dilakukan terhadap efektivitas tindakan pengendalian risiko yang diterapkan—apakah berjalan dengan lancar atau justru membutuhkan tindakan lainnya.
Proses ini juga memungkinkan tim untuk menyesuaikan strategi apabila ditemukan risiko baru atau perubahan operasional yang signifikan.
Manfaat Audit dan Pengelolaan Risiko K3
Dibutuhkan audit agar risiko kecelakan kerja berkurang, Sumber: linkedin.com
Dengan pendekatan yang terstruktur dan sistematis, proses audit dan pengelolaan risiko K3 yang dilakukan oleh PT Eticon Rekayasa Teknik tidak hanya berfungsi sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bahaya, tetapi juga memberikan sejumlah manfaat bagi keberlanjutan proyek, di antaranya sebagai berikut:
Meningkatkan keselamatan kerja dan mencegah insiden. Sehingga, lingkungan kerja menjadi lebih aman dan nyaman untuk semua pekerja yang ada di dalamnya.
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah dan standar internasional. Agar menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum serta meningkatkan reputasi profesional.
Mengoptimalkan produktivitas melalui lingkungan kerja yang aman. Karena jika risiko dapat diminimalkan dan keselamatan terjaga, produktivitas pun meningkat.
Mengurangi biaya yang disebabkan oleh kecelakaan atau kerusakan aset. Sehingga proyek berjalan lebih efisien secara finansial.
Komitmen Eticon dalam Penerapan K3
Sebagai mitra strategis dalam proyek industri, PT Eticon Rekayasa Teknik memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pondasi keberhasilan proyek.
Melalui pendekatan berbasis data, teknologi, dan pengalaman profesional, Eticon terus memberikan solusi terbaik dalam penerapan K3 untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman, efisien, dan berkelanjutan.
Dengan studi mendalam dan langkah konkret, PT Eticon Rekayasa Teknik tidak hanya membantu proyek memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang terlibat.
Dalam dunia pembangunan modern yang kian hari kian kompleks, tidak ada satu bidang keahlian pun yang dapat bekerja secara mandiri. Sering kali, keberhasilan proyek pembangunan ditentukan oleh kolaborasi multidisiplin untuk bekerja secara sinergi yang melibatkan arsitek, insinyur sipil, spesialis MEP, serta pakar lingkungan.
Keempat elemen tersebut tidak hanya saling melengkapi, tetapi juga menjadi pondasi untuk menciptakan bangunan yang fungsional, aman, serta berkelanjutan. Konsep kolaborasi multidisiplin sendiri menjadi kebutuhan yang penting di tengah perkembangan zaman yang semakin maju ini.
Ketika semua bidang keahlian “duduk” bersama dari awal tahap perencanaan, berbagai potensi konflik atau permasalahan dalam proyek dapat diminimalisir. Sehingga, kualitas dari hasil akhir proyek pun dapat meningkat secara signifikan. Itulah mengapa, pentingnya kolaborasi multidisiplin ini dalam pembangunan.
Apa Peran Masing-Masing Disiplin?
Kolaborasi multidisiplin dibutuhkan dalam pengembangan proyek, Sumber: cec-int.com
Setiap disiplin atau bidang keahlian yang terlibat dalam proyek pembangunan memiliki peranannya masing-masing yang saling berkaitan erat. Karena berpengaruh terhadap kelancaran maupun kesuksesan pembangunan. Di bawah ini adalah peranan dari masing-masing disiplin, meliputi:
1. Peran Arsitek
Arsitek berperan sebagai ujung tombak yang bertanggung jawab dalam merancang desain bangunan—yang mencakup segi estetika, fungsionalitas, maupun kenyamanan bangunan secara keseluruhan.
Tidak sebatas itu, arsitek juga berperan dalam memastikan bahwa rancangan yang dibuat tidak hanya menarik secara visual. Melainkan, juga selaras dengan kebutuhan penggunanya, lingkungan sekitar, juga aturan tata ruang yang berlaku di lokasi setempat.
2. Peran Insinyur Sipil
Di balik keindahan sebuah bangunan, ada peran insinyur sipil di dalamnya. Insinyur sipil bertanggung jawab untuk memastikan struktur bangunan berdiri dengan kokoh—termasuk merancang jenis pondasi bangunan, rangka bangunan, maupun elemen-elemen lainnya dalam bangunan.
Insinyur sipil harus memiliki perhitungan yang cermat, karena bidang keahlian satu ini harus memastikan bahwa bangunan aman, stabil, dan mampu menahan beban sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.
3. Peran Mechanical, Electrical, and Plumbing (MEP)
MEP atau Mechanical, Electrical, and Plumbing dapat dikatakan sebagai elemen penting dalam operasional sebuah bangunan. Satu bidang yang termasuk dalam kolaborasi multidisiplin ini memiliki peranan dalam merancang sistem mekanikal—termasuk pendingin udara, lift, dan sebagainya.
Juga pada sistem elektrikal—pencahayaan dan distribusi listrik, serta tidak kalah penting pada sistem pemipaan—termasuk di dalamnya air bersih, air limbah, serta proteksi kebakaran. Efisiensi dan keandalan sistem MEP sangat menentukan kenyamanan, keselamatan, serta efisiensi energi dari bangunan tersebut.
4. Peran Pakar Lingkungan Hidup
Dalam kolaborasi multidisiplin, pakar lingkungan hidup memiliki peran besar dalam memastikan bahwa proyek pembangunan dilakukan dengan memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Bidang keahlian ini merancang solusi untuk meminimalkan jejak karbon.
Bagaimana mengelola limbah, dan memaksimalkan efisiensi sumber daya seperti air dan energi. Kontribusi pakar lingkungan hidup juga sama pentingnya untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Agar dampak pembangunan terhadap lingkungan dapat diminimalisir secara signifikan.
Keuntungan dari Kolaborasi Multidisiplin
Setiap disiplin memilki peran masing-masing, Sumber: doc pribadi
Dengan adanya kolaborasi multidisiplin yang melibatkan berbagai bidang keahlian, proyek dapat berjalan lebih terarah dan efisien. Kolaborasi ini bukan hanya tentang bekerjasama, melainkan juga membawa segudang keuntungan untuk pembangunan. Di antara berbagai keuntungan tersebut, antara lain:
1. Efisiensi Perencanaan
Dengan kerjasama seluruh tim dari lintas disiplin sejak tahapan awal, potensi konflik atau revisi desain dapat diminimalisir dan diatasi lebih dini. Secara tidak langsung, hal ini dapat membantu mengurangi kebutuhan akan revisi di tahap selanjutnya. Sehingga, proyek berjalan lancar dengan menghemat waktu maupun biaya.
2. Kualitas Bangunan yang Lebih Baik
Kolaborasi multidisiplin juga membawa keuntungan untuk meningkatkan kualitas bangunan. Mengapa demikian? Karena jika seluruh elemen berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, setiap pihak akan memberikan masukan berdasarkan keahliannya masing-masing.
Jika sudah begitu, maka akan menghasilkan bangunan yang lebih fungsional, efisien, estetis, serta aman digunakan dalam jangka panjang.
3. Pembangunan Berkelanjutan
Keterlibatan pakar lingkungan hidup dalam kolaborasi ini memungkinkan pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Dengan fakta tersebut, artinya proyek tersebut mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan sebagaimana yang sering digaungkan oleh pemerintah.
4. Meningkatkan Inovasi
Saat berbagai perspektif duduk di satu meja yang sama, peluang untuk menemukan solusi inovatif semakin terbuka lebar. Ide-ide baru yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan, dapat berkembang melalui diskusi antar bidang. Sehingga, memberikan nilai tambah dalam menghadapi tantangan proyek yang kompleks.
Tantangan dan Strategi dalam Kolaborasi Multidisiplin
Layanan Eticon dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu, Sumber: eticon.co.id
Dalam kolaborasi multidisiplin, tidak luput dari yang namanya tantangan karena mengingat banyak bidang keahlian yang ada di dalamnya, jadi bisa dipastikan terdapat berbagai tantangan yang menunggu di depan.
Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat agar kolaborasi berjalan dengan efektif. Nah, apa saja tantangan dan bagaimana strategi dalam mengatasinya?
Tantangan dalam Kolaborasi Disiplin Ilmu
Tantangan pada Komunikasi. Perbedaan istilah teknis, cara berpikir, serta pendekatan kerja antar disiplin menjadi tantangan tersendiri. Apa yang disampaikan MEP belum tentu dapat diterima langsung oleh insinyur, pun sebaliknya. Jad, tanpa komunikasi yang efektif dapat menghambat proyek.
Tantangan pada Koordinasi. Setiap tim tentunya memiliki jadwal kerja dan kebutuhan masing-masing, dan ini cukup menjadi tantangan karena harus mempertemukan semua dalam satu waktu yang sama. Oleh karena itu, membutuhkan perencanaan yang cermat.
Tantangan Adanya Kompromi Desain. Kepentingan masing-masing bidang terkadang harus disesuaikan untuk mencapai solusi yang terbaik bagi proyek secara keseluruhan, agar tidak terjadi benturan yang dapat menghambat progres proyek.
Strategi untuk Kolaborasi Efektif
1. Integrasi Teknologi
Pemanfaatan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) bisa menjadi solusi efektif yang bisa diterapkan dalam kolaborasi multidisiplin. Karena dengan penggunaan teknologi ini, memungkinkan semua pihak yang terlibat—berbagai bidang keahlian untuk bekerja dalam satu platform yang sama.
Hal ini tentu saja memudahkan semua pihak untuk melihat, mengevaluasi progres kerja secara real time. Pun, dapat memfasilitasi koordinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
2. Tim yang Terpadu
Agar kolaborasi multidisiplin berjalan secara efektif, sejak awal kolaborasi dilakukan harus membentuk tim yang di dalamnya terdiri dari perwakilan setiap disiplin. Dengan memastikan keterlibatan semua pihak dalam proses desain dan konstruksi, komunikasi akan lebih terbuka dan keputusan yang diambil pun lebih menyeluruh.
3. Kepemimpinan yang Kuat
Seorang manajer proyek yang berpengalaman diperlukan untuk memimpin tim multidisiplin, memastikan bahwa setiap disiplin berkontribusi sesuai dengan perannya, dan menyelesaikan konflik yang mungkin muncul.
Kolaborasi multidisiplin—termasuk arsitek, insinyur sipil, spesialis MEP, dan pakar lingkungan adalah salah satu solusi untuk menciptakan proyek pembangunan yang sukses. Dengan keahlian masing-masing bidang, setiap proyek dapat mencapai hasil optimal—baik dari segi fungsi, estetika, maupun keberlanjutan.
Lebih dari sekedar kerjasama, kolaborasi ini juga menuntut adanya sikap memahami, mengerti, dan menghargai peran masing-masing. Sehingga, komitmen dan tujuan bersama alam membangun lingkungan yang lebih baik dapat tercapai sesuai harapan. Semoga membantu!
Transformasi digital SLF PBG menjadi langkah penting dalam upaya mendorong efisiensi dan kecepatan dalam proses pengurusan perizinan bangunan di Indonesia. Di tengah tuntutan zaman yang serba digital, pengelolaan SLF dan PBG perlu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akurasi.
Melalui sistem digital, berbagai proses seperti pengajuan dokumen administratif, verifikasi teknis, pelaksanaan visitasi, sampai penerbitan sertifikat dapat dilakukan dengan lebih cepat. Selain itu, transformasi digital SLF PBG juga memungkinkan konsultan, pemilik bangunan, serta pemerintah daerah lebih kolaboratif.
Adanya transformasi digital ini juga diharapkan tidak hanya dapat membantu dalam mempercepat pengurusan SLF maupun PBG, tetapi juga meningkatkan kualitas bangunan melalui pengawasan yang lebih modern dan terstruktur. Dengan begitu, proses pembangunan dapat lebih aman dan sesuai regulasi yang berlaku.
Sekilas Tentang SLF dan PBG
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) adalah dua perizinan yang wajib dimiliki oleh bangunan. Belum aman sebuah bangunan jika tidak dilengkapi dengan kedua perizinan tersebut. Kepemilikan SLF dan PBG ini juga dijelaskan dalam PP Nomor 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung.
Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) adalah dokumen perizinan yang diberikan pemerintah daerah untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi atau merawat bangunan sesuai dengan standar teknis bangunan gedung. PBG harus dimiliki sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai.
Atau dengan kata lain, PBG menjadi pedoman dalam kegiatan pelaksanaan konstruksi agar berjalan dengan lancar. Sementara Sertifikat Laik Fungsi (SLF) adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi bangunan sebelum bangunan tersebut dimanfaatkan/ dioperasionalkan.
Beda kedua perizinan tersebut adalah, jika PBG harus dimiliki sebelum bangunan berdiri/ sebelum pelaksanaan konstruksi dilakukan, sedangkan SLF wajib dimiliki ketika bangunan sudah berdiri dan sebelum bangunan digunakan. Memiliki PBG dan SLF, artinya bangunan telah melewati uji kelaikan yang dilakukan oleh ahlinya.
Dengan begitu, itu artinya bangunan tersebut telah memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan kemudahan—tidak hanya bagi bangunan itu sendiri, tetapi juga untuk mereka yang menggunakannya. Sebaliknya, tanpa kepemilikan PBG dan SLF, bangunan bisa saja memberikan potensi bahaya bagi penggunanya.
Setiap bangunan wajib mengantongi perizinan, Sumber: pexels.com
Manfaat Transformasi Digital dalam Pengurusan SLF PBG
Transformasi digital memiliki manfaat yang cukup krusial dalam pengurusan SLF dan PBG. Dari efisiensi waktu dan biaya sampai kemudahan akses, berikut ini adalah beberapa manfaat dari transformasi digital tersebut, antara lain:
1. Efisiensi Waktu dan Biaya
Digitalisasi ini memungkinkan proses pengurusan perizinan dilakukan secara daring. Tentunya, hal ini sangat menguntungkan, karena pengurusan bisa dilakukan di mana dan kapan saja, tanpa perlu melakukan pertemuan tatap muka.
Dengan sistem yang lebih terstruktur dan otomatis ini, dari proses pengajuan sampai penerbitan dokumen dapat dilakukan dengan mudah. Sehingga, proses pengurusan dapat lebih efisien dari segi waktu, biaya, bahkan tenaga.
2. Meningkatkan Transparansi
Transformasi digital dalam pengurusan SLF PBG juga bermanfaat terhadap meningkatnya transparansi. Sistem digital menyediakan jejak audit yang terdokumentasi dengan baik dan jelas. Sehingga, setiap detail pengurusan dapat ditelusuri secara transparan.
Hal ini, memungkinkan pihak terkait—pemohon, konsultan, dan instansi terkait dapat memantau status pengajuan secara real-time. Sehingga, dapat mengurangi potensi penyalahgunaan wewenang atau praktik tidak baik dalam pengurusan perizinan.
3. Meningkatkan Akurasi Data
Manfaat selanjutnya adalah dapat meningkatkan akurasi data. Karena dengan adanya digitalisasi ini, data yang dimasukkan oleh pemohon akan langsung terhubung dan terintegrasi dengan basis data milik pemerintah.
Hal ini membantu meminimalisir kesalahan akibat duplikasi maupun ketidaksesuaian informasi. Di samping itu, sistem ini juga mempermudah proses validasi data secara otomatis, sehingga hasil akhirnya lebih akurat.
4. Kemudahan dalam Akses
Transformasi digital menghadirkan fleksibilitas dalam proses pengurusan SLF dan PBG. Karena dengan sistem ini, pemohon dapat mengakses sistem kapan saja dan dari mana saja selama terhubung dengan internet.
Tentu saja ini sangat membantu dan memudahkan banyak orang—terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil. Karena jika biasanya untuk mengurus harus datang langsung ke kantor yang mungkin harus menempuh perjalanan jauh, kini semua proses dapat dilakukan dengan satu klik saja.
Tranformasi digital untuk pengajuan perizinan, Sumber: qld.gov.au
Implementasi Transformasi Digital SLF PBG
Implementasi transformasi digital untuk pengurusan SLF dan PBG dilakukan dalam beberapa langkah strategis. Langkah-langkah tersebut di antaranya:
1. Pengembangan Platform Terintegrasi
Pemerintah menyediakan platform daring yang dapat memudahkan untuk proses pengajuan, peninjauan, dan penerbitan dokumen SLF serta PBG. Platform ini sering kali terintegrasi atau terhubung dengan sistem administrasi publik lainnya untuk mempermudah proses validasi data.
2. Penggunaan Teknologi Geospasial
Penggunaan teknologi geospasial dimanfaatkan untuk memetakan lokasi bangunan secara akurat. Hal itu sangat membantu dalam proses verifikasi kesesuaian lokasi dengan tata ruang, serta mempermudah pengambilan keputusan teknis oleh pihak terkait.
3. Automasi dan Kecerdasan Buatan
Automasi digunakan untuk menyederhanakan proses administratif yang biasanya dilakukan secara manual. Sementara kecerdasan buatan diterapkan untuk membantu menganalisis data teknis bangunan secara lebih cepat dan akurat.
Tantangan dalam Transformasi Digital
Segala sesuatu diciptakan dengan dua sisi berbeda, jika ada manfaat maka ada pula tantangan yang harus dihadapi. Ya, meskipun membawa banyak manfaat, faktanya transformasi digital juga menghadapi sejumlah tantangan yang harus dilalui. Beberapa di antara tantangan tersebut meliputi:
Kesenjangan Digital. Akses digital masih menjadi tantangan, karena tidak semua daerah memiliki infrastruktur berupa teknologi yang memadai. Bahkan terkadang, ada pula daerah yang tidak ada sinyal untuk akses internet.
Keamanan Data. Sistem digital harus dilengkapi dengan protokol keamanan yang ketat, guna melindungi data pribadi dari potensi kebocoran dan penyalahgunaan.
Perubahan Kebiasaan. Transformasi digital SLF PBG menuntut semua pihak terkait—pemohon dan petugas untuk beradaptasi dengan sistem baru yang berbeda dari prosedur manual yang sebelumnya digunakan. Karenanya, dibutuhkan sosialisasi dan pelatihan yang memadai.
Kemajuan teknologi sangat membantu, Sumber: linkedin.com
Kesimpulan
Transformasi digital adalah langkah maju yang signifikan dalam pengurusan perizinan SFL PBG. Di mana dalam prosesnya, kolaborasi dengan konsultan SLF berpengalaman tetap menjadi penting untuk memastikan setiap tahapan digitalisasi berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Konsultan yang memahami sistem digital perizinan akan membantu kelancaran proses pengajuan, mempercepat pemenuhan dokumen, serta memastikan bangunan telah memenuhi syarat kelayakan fungsinya.
Mendirikan bangunan bukan hanya tentang memperhatikan aspek kekokohannya saja, tetapi juga tentang bagaimana bangunan mampu memberikan keamanan bagi penggunanya. Di mana salah satunya dengan kepemilikan SLF dan PBG. Seperti pada project Eticon kali ini—visitasi dan sidang SLF PBG di PT Indesso Aroma.
PT Indesso Aroma adalah salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang bahan aromatik alami, khususnya turunan minyak cengkeh. Lebih spesifik lagi, PT Indesso Aroma memproduksi berbagai produk seperti vanilin dan bahan baku untuk industri makanan, minuman, dan kosmetik.
Perusahaan yang berlokasi di Ungaran ini memiliki fasilitas produksi yang lengkap dan terbaru. Selain itu, juga memiliki banyak karyawan yang bekerja di dalamnya. Oleh karena itu, PT Indesso Aroma menggandeng PT Eticon Rekayasa Teknik untuk pengurusan SLF dan PBG guna memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan.
Sekilas Tentang SLF dan PBG
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) adalah dua dari banyaknya perizinan yang harus dikantongi oleh setiap bangunan. Kepemilikan kedua perizinan ini juga ditegaskan dalam PP No 16 Tahun 2021 tentang Bangunan. Keduanya sama-sama penting, tetapi memiliki fungsi yang berbeda.
Persetujuan Bangunan Gedung adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan standar teknis bangunan gedung. Dengan kata lain, PBG harus dimiliki sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai.
PBG memastikan bahwa proses pembangunan bangunan telah sesuai dengan rencana teknis yang disetujui. Sementara Sertifikat Laik Fungsi (SLF) adalah perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung sebelum dapat dimanfaatkan/ dioperasionalkan.
Jika PBG harus dimiliki sebelum pelaksanaan konstruksi, maka SLF harus dikantongi setelah bangunan tersebut berdiri—tepatnya sebelum bangunan digunakan. Memiliki SLF dan PBG artinya bangunan telah melewati uji kelaikan fungsi dan legalitas serta kelayakan operasional fasilitas terjamin.
Rangkaian Kegiatan Visitasi dan Sidang SLF PBG PT Indesso Aroma
Kegiatan visitasi dan sidang dalam rangka proses verifikasi teknik untuk penerbitan SLF dan PBG PT Indesso Aroma dilakukan dalam beberapa tahapan penting, di antaranya mencakup:
1. Visitasi Lokasi
Pada tahapan ini, tim teknis Eticon melakukan kunjungan langsung ke lokasi fasilitas PT Indesso Aroma, untuk melakukan pengecekan menyeluruh. Beberapa aspek penting yang menjadi fokus pengecekan, di antaranya:
Struktur bangunan, termasuk dilakukannya pengecekan terhadap stabilitas dan kekuatan konstruksi bangunan tersebut.
Sistem utilitas, dilakukan pengecekan pada instalasi listrik, air, ventilasi udara, serta sistem proteksi kebakaran.
Aspek aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengguna fasilitas, termasuk di dalamnya seperti kemudahan mobilitas dan keselamatan penggunanya.
2. Sidang Teknis
Setelah kegiatan visitasi, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan sidang teknis bersama pihak terkait—termasuk perwakilan dari pihak PT Indesso Aroma dan instansi pemerintah yang berwenang. Sidang teknis yang dilakukan bertujuan untuk:
Membahas temuan yang diperoleh selama proses visitasi.
Memberikan rekomendasi teknis terkait perbaikan atau penyesuaian yang perlu dilakukan agar bangunan memenuhi standar regulasi yang berlaku.
Menilai kelayakan bangunan untuk mendapatkan persetujuan penerbitan SLF dan PBG berdasarkan hasil evaluasi teknis yang objektif.
Dari keseluruhan kegiatan visitasi dan sidang SLF PBG di PT Indesso Aroma yang dilakukan, memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, di antaranya meliputi:
Memastikan bahwa fasilitas yang dimiliki telah memenuhi persyaratan teknis dan legal.
Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis terhadap kualitas fasilitas perusahaan.
Mendukung operasional perusahaan yang aman, nyaman, dan efisien.
Komitmen PT Eticon Rekayasa Teknik
Sebagai perusahaan profesional dan berpengalaman dalam bidang rekayasa teknik serta perizinan bangunan, PT Eticon Rekayasa Teknik selalu berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi setiap klien. Dan keberhasilan dalam visitasi serta sidang SLF PBG PT Indesso Aroma adalah salah satu buktinya.
Dengan tim ahli yang kompeten dan bersertifikasi, serta penggunaan teknologi terkini, PT Eticon Rekayasa Teknik akan selalu mendukung terciptanya infrastruktur yang aman, berkelanjutan, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, apabila Anda membutuhkan konsultan SLF dan jasa PBG, Eticon lah solusinya!
PT Eticon Rekayasa Teknik kembali menunjukan eksistensi dan konsistensinya sebagai jasa pengurusan perizinan bangunan dengan keberhasilan kami dalam proyek pelaksanaan kegiatan survei dan konsultasi SLF untuk Hotel Elshaddai yang berlokasi di Kabupaten Banyumas, Purwokerto.
Sebagai bangunan yang diperuntukan bagi kebutuhan publik, praktis Hotel Elshaddai harus mengantongi perizinan bangunan—termasuk Sertifikat Laik Fungsi. SLF harus dimiliki guna memastikan bahwa bangunan telah memenuhi standar keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan kemudahan bagi penggunanya.
Kepemilikan Sertifikat Laik Fungsi juga ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung. Dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa SLF adalah perizinan yang diterbitkan pemerintah daerah untuk menunjukkan kelaikan fungsi bangunan sebelum dioperasionalkan/ dimanfaatkan.
Tanpa SLF, bangunan berpotensi memberikan bahaya bagi penggunanya. Karena itu artinya bangunan belum melalui pengkajian dan pengujian kelaikan fungsi bangunan yang dilakukan oleh ahlinya. Itulah mengapa, Hotel Elshaddai menghubungi Eticon perihal survei dan pengurusan SLF bangunan mereka.
Kolaborasi antara Eticon dan intansi terkait, Sumber: doc pribadi
Pengurusan dan Manfaat Survei SLF bagi Hotel Elshaddai
Pelaksanaan kegiatan survei dan konsultasi SLF untuk bangunan Hotel Elshaddai di Kabupaten Banyumas ini dilakukan oleh beberapa pihak terkait. PT Eticon Rekayasa Teknik sebagai jasa konsultan SLF yang ditunjuk oleh pihak Hotel Elshaddai berkolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Banyumas.
Kolaborasi tim Eticon dan Dinas Pekerjaan Umum Banyumas dilakukan guna memastikan bahwa setiap tahapan dan setiap detail dalam rangkaian pelaksanaan survei serta konsultasi SLF Hotel Elshaddai berjalan sesuai dengan regulasi dan standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.
Di samping itu, kolaborasi ini juga menjadi wujud sinergi dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Banyumas yang berstandar tinggi. Dengan begitu, dapat memberikan jaminan bahwa bangunan yang digunakan oleh masyarakat telah melalui proses evaluasi sesuai dengan peraturan teknis dan hukum yang berlaku.
Pelaksanaan survei dan konsultasi SLF ini juga memberikan manfaat bagi Hotel Elshaddai itu sendiri. Tidak hanya memastikan bahwa bangunan hotel telah memenuhi standar kelayakan, melainkan kepemilikan SLF ini juga dapat meningkatkan kepercayaan customer terhadap legalitas dan keamanan hotel.
Survei lapangan oleh tim Eticon, Sumber: doc pribadi
Tahapan Survei dan Konsultasi SLF Hotel Elshaddai di Banyumas
Pelaksanaan survey dan konsultasi SLF Hotel Elshaddai di Banyumas yang dilakukan oleh PT Eticon Rekayasa Teknik dan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan teknis bangunan. Adapun aspek-aspek utama yang menjadi fokus survei, meliputi:
1. Kondisi Struktur Bangunan
Survei dilakukan dengan tujuan untuk menilai stabilitas dan kekuatan struktur bangunan guna memastikan keamanan dan ketahanannya terhadap beban harian maupun gempa bumi.
2. Sistem Instalasi
Evaluasi dan pemeriksaan dilakukan terhadap instalasi kelistrikan, sistem air bersih dan kotor, ventilasi udara yang terdapat pada bangunan, serta sistem keselamatan kebakaran untuk memberikan jaminan fungsionalitas dan keamanan bangunan maupun penggunanya.
3. Kesesuaian dengan Peraturan Daerah
Analisis kesesuaian bangunan dengan tata kelola dan regulasi lokal sebagaimana yang diatur dalam peraturan daerah setempat—dalam hal ini adalah peraturan daerah Kabupaten Banyumas.
Setelah proses survei selesai, tim melanjutkan ke tahap konsultasi teknis, di mana hasil temuan di lapangan dipaparkan kepada pihak klien. Pada sesi ini, tim juga menyampaikan rekomendasi penyesuaian yang diperlukan guna memastikan bangunan layak digunakan sesuai dengan fungsi dan ketentuan yang berlaku.
Survei SLF Hotel Elshaddai, Sumber: doc pribadi
Komitmen Eticon Sebagai Mitra Pengurusan SLF
Pelaksanaan kegiatan survei dan konsultasi SLF pada Hotel Elshaddai di Banyumas membuktikan bahwa betapa pentingnya SLF bagi hotel. Dengan pemenuhan regulasi yang tepat dan lengkap, bangunan yang dioperasionalkan pun terjaminan keamanan dan kenyamanan.
Namun, mengurus SLF harus dilakukan oleh mereka yang ahli agar setiap tahapannya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, apabila Anda memiliki kebutuhan terkait pengurusan SLF, menyerahkannya kepada PT Eticon Rekayasa Teknik adalah langkah tepat.
PT Eticon Rekayasa Teknik berkomitmen untuk terus memberikan layanan berkualitas melalui tim ahli dan bersertifikasi dengan background keilmuan yang dibutuhkan untuk pengurusan SLF. Kami tidak hanya berfokus pada regulasi tetapi juga berperan aktif dalam mendukung pembangunan yang aman dan berkelanjutan.
Dengan keberhasilan pelaksanaan kegiatan di Hotel Elshaddai ini, PT Eticon Rekayasa Teknik semakin memperkuat perannya sebagai mitra terpercaya dalam pengelolaan dan pengembangan bangunan yang memenuhi standar nasional maupun internasional. Jadi, serahkan kebutuhan pengurusan SLF kepada kami!
Baru-baru ini, PT Eticon Rekayasa Teknik melaksanakan kegiatan konsultasi dan survei bersama DPUPKP Kabupaten Sleman. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi Eticon untuk memastikan pengelolaan bangunan dan infrastruktur di Sleman berjalan sesuai dengan standar teknis dan regulasi yang berlaku.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang rekayasa teknik dan konsultasi bangunan, tentu saja kolaborasi ini menjadi bagian dari komitmen PT Eticon Rekayasa Teknik dalam mendukung pemerintah daerah—Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman.
Mendukung dalam menciptakan tata kelola yang aman, fungsional, dan sesuai peraturan. Melalui kolaborasi/ kerjasama ini, PT Eticon Rekayasa Teknik Eticon dan DPUPKP Kabupaten Sleman berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur di Kabupaten Sleman.
Selain itu, kolaborasi ini juga menjadi bukti dan komitmen nyata dalam memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Melainkan, juga turut berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan berstandar kualitas tinggi.
Survei Bersama DPUPKP Sleman, Sumber: doc pribadi
Proses Pelaksanaan Survei Bersama DPUPKP Sleman
Kegiatan survei ini diawali dengan sesi konsultasi teknis yang melibatkan tim dari PT Eticon Rekayasa Teknik, pejabat teknis DPUPKP Sleman, serta pihak-pihak terkait lainnya. Dalam kegiatan ini, dibahas berbagai aspek teknis yang perlu diperhatikan. Beberapa poin utama yang menjadi perhatian dalam diskusi, meliputi:
Kualitas struktur bangunan dan material yang digunakan. Peninjauan terhadap kekuatan struktur bangunan serta jenis material yang digunakan untuk memastikan keamanan dan daya tahan bangunan terhadap berbagai resiko beban.
Pemenuhan syarat administratif dan teknis terkait Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Evaluasi terhadap kelengkapan syarat administratif dan aspek teknis sebagai prasyarat penerbitan Sertifikat Laik Fungsi (SLF), yang menjadi salah satu indikator bahwa bangunan layak digunakan.
Keselarasan dengan tata ruang dan kebijakan pembangunan daerah. Evaluasi terhadap keselarasan tata ruang dengan kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.
Setelah itu, tim bertugas melanjutkan kegiatan dengan tinjauan lapangan/ survei untuk melihat secara langsung kondisi proyek pembangunan di lokasi yang sudah ditentukan. Tinjauan/ survei Eticon bersama DPUPKP Sleman mencakup:
Verifikasi kesesuaian pelaksanaan proyek dengan dokumen perencanaan.
Identifikasi potensi risiko atau kendala teknis di lapangan.
Penyusunan rekomendasi perbaikan atau penyesuaian (jika diperlukan).
Eticon lakukan survei lapangan dan konsultasi, Sumber: doc pribadi
Tujuan dan Manfaat Kegiatan Survei Bersama DPUPKP Sleman
Konsultasi dan survei lapangan yang dilaksanakan PT Eticon Rekayasa Teknik bersama DPUPKP Sleman memiliki sejumlah tujuan strategis. Adapun tujuan utamanya meliputi:
Memastikan bahwa setiap pembangunan di wilayah Sleman memenuhi standar keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keberlanjutan, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam regulasi teknis dan peraturan daerah.
Memberikan evaluasi teknis terhadap proyek-proyek bangunan dan infrastruktur—baik yang sedang berjalan maupun yang telah selesai—untuk mengidentifikasi potensi risiko serta memberikan masukan perbaikan.
Meningkatkan pemahaman pelaku pembangunan mengenai regulasi dan tata kelola bangunan sesuai kebijakan pemerintah daerah.
Sementara, dari segi manfaatnya, kolaborasi antara PT Eticon Rekayasa Teknik dan DPUPKP Kabupaten Sleman memberikan beberapa manfaat—khususnya bagi wilayah tersebut, di antaranya:
Memastikan proyek-proyek pembangunan di Sleman sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku.
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur di daerah.
Mendorong pelaku pembangunan untuk lebih memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan dalam setiap proyek.
Tim Eticon bersama DPUPKP Sleman, Sumber: doc pribadi
Komitmen PT Eticon Rekayasa Teknik
Sebagai mitra bagi pemerintah, pelaku industri, dan pihak-pihak lainnya, PT Eticon Rekayasa Teknik terus berkomitmen menjadi jasa konsultan SLF yang memberikan layanan konsultasi dan rekayasa teknik terbaik. Hal ini didukung dengan kehadiran tim ahli bersertifikasi serta teknologi modern yang kami miliki.
Kegiatan konsultasi dan tinjauan lapangan bersama DPUPKP Sleman ini menjadi salah satu bukti nyata kontribusi PT Eticon Rekayasa Teknik dalam mendukung pembangunan daerah yang terencana, profesional, dan berkelanjutan. Jadi, jika memiliki kebutuhan terkait pengurusan perizinan bangunan, Eticon adalah solusinya!