5 Sistem Keamanan Gedung yang Wajib Ada untuk Menghindari Bahaya

Informasi terkait sistem keamanan gedung yang wajib ada, Sumber: medcom.id

Keamanan menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan. Tidak hanya di bangunan pribadi seperti rumah atau apartemen, bangunan milik bersama seperti gedung-gedung bertingkat juga wajib diberi sistem keamanan yang canggih. Setidaknya ada 5 sistem keamanan gedung yang wajib ada agar gedung aman terhindar dari berbagai bahaya. Apa saja itu? Simak informasinya disini.

5 Sistem Keamanan Gedung yang Harus Ada

Gedung yang aman pastinya membuat penghuninya merasa nyaman dan tenang. Keamanan menjadi sebuah hal yang dipertimbangkan oleh seseorang dalam memilih bangunan setelah kenyamanan. Itulah mengapa keamanan menjadi prioritas utama bagi setiap pemilik gedung. 

Semewah apapun sebuah gedung namun memiliki sistem keamanan yang buruk maka gedung tersebut tidak ada nilainya. Lantas apa saja sistem keamanan yang harus ada dalam sebuah gedung? Setidaknya ada 5 sistem keamanan dasar yang harus dimiliki setiap gedung agar terhindar dari mara bahaya.

1. Pos Keamanan 24/7

Pertama yang harus ada dalam setiap gedung adalah sistem keamanan berupa pos keamanan yang berjaga 24 jam non stop. Ini adalah standar keamanan gedung yang paling dasar, dimana ada beberapa petugas keamanan yang dipekerjakan untuk berjaga dalam pos selama 24 jam, dengan shift biasanya 1 x 12 jam. Sehingga akan ada 2 shift dalam sehari.

Dengan adanya petugas keamanan yang berjaga, sebuah gedung akan selalu dalam pengawasan. Disisi jikalau terjadi sebuah kondisi gawat darurat maka akan lebih cepat dan mudah menanganinya, karena ada petugas yang berjaga 24 jam. Tentunya hal demikian memunculkan rasa tenang dari para penghuni sebuah gedung.

Terdapat pos keamanan di setiap gedung, Sumber: indraga.com
Terdapat pos keamanan di setiap gedung, Sumber: indraga.com

2. Device Kamera CCTV

Sistem keamanan yang harus ada berikutnya yakni kamera CCTV. Meski sudah ada pos keamanan di depan pintu masuk gedung, namun tetap perlu ada kamera CCTV di luar maupun di dalam gedung. Mengapa? Karena pos keamanan hanya memantau bagian luar dan pintu masuk gedung, sedangkan CCTV meliputi seluruh ruang dan bangunan yang ada pada gedung.

Fungsi CCTV tidak bisa dianggap remeh. CCTV boleh dibilang inti dari sebuah sistem keamanan, karena segala kegiatan di dalam sebuah gedung akan terekam dan dapat diketahui oleh pemilik gedung. Sehingga berbagai aksi kriminal dan kejahatan cenderung bisa dicegah oleh CCTV. Tidak heran CCTV menjadi item wajib bagi sebuah bangunan.

Adanya kamera pengawas atau cctv disetiap sudut gedung, Sumber: blogmashendra.com
Adanya kamera pengawas atau cctv disetiap sudut gedung, Sumber: blogmashendra.com

3. Alarm Kebakaran

Sebuah gedung yang baik pastinya memiliki alarm kebakaran. Alarm kebakaran merupakan sebuah teknologi yang akan memberitahukan orang-orang di sekitar gedung bahwa telah terjadi kebakaran. Alat ini dirancang sangat peka terhadap sensor panas, sehingga secara otomatis saat kebakaran akan berbunyi dan mengeluarkan air tuk padamkan api.

Sistem keamanan satu ini harus didesain dengan sangat baik tanpa ada cacat sedikitpun. Karena ini menyangkut masalah nyawa manusia. Tidak ada yang tahu kapan bencana kebakaran datang, pun juga tidak ada yang tahu kapan kematian itu datang. Sehingga mempersiapkan dengan matang adalah sebaik-baik pilihan.

Jika Anda kulik lebih dalam, sistem keamanan gedung dari kebakaran tidak hanya alarm kebakaran, namun juga alat pemadam kebakaran seperti APAR atau Alat Pemadam Api Ringan.

Adanya sistem alarm kebakaran di dalam gedung, Sumber: totalproteksi.com
Adanya sistem alarm kebakaran di dalam gedung, Sumber: totalproteksi.com

4. Emergency Tools

Berbagai alat-alat emergency juga harus menjadi sebuah hal yang harus tersedia setiap saat untuk menjadikan gedung aman dari bahaya. Ada banyak peralatan-peralatan darurat yang wajib ada dalam setiap daerah diantaranya P3K, alat pemadam kebakaran, alat pengeras suara atau TOA dan juga telepon umum bebas pakai.

Meski alat-alat tersebut sangat sederhana dan terlihat sepele namun alat-alat tersebut menjadi amat berharga dan sangat dibutuhkan ketika kondisi bahaya dan urgent seperti saat bencana alam, aksi kejahatan maupun kesalahan teknis seperti terjebak di lift. sebagai penghuni gedung, Anda juga perlu kiranya berlatih menggunakan alat emergency secara berkala.

Ilustrasi emergency tools, Sumber: doitcenterprovo.com
Ilustrasi emergency tools, Sumber: doitcenterprovo.com

5. Pemeriksaan di Pintu Masuk

Sistem keamanan yang harus ada pula pada sebuah gedung adalah sistem pemeriksaan sebelum memasuki gedung. Setiap orang baik tamu maupun pengunjung yang hendak memasuki sebuah gedung maka ia wajib diperiksa terlebih dahulu oleh petugas keamanan gedung. Pemeriksaan ini meliputi berbagai barang bawaan dan kartu identitas.

Walaupun terlihat ribet dan cukup menyita banyak waktu hal ini tetap dilakukan. Mengapa? Karena tidak ada yang tahu setiap keperluan orang-orang memasuki gedung, siapa dirinya, apa yang ia bawa, sehingga pemeriksaan di pintu masuk perlu kiranya dilakukan untuk meyakinkan dan menjaga keamanan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Area pemeriksaan di pintu masuk gedung, Sumber: news.detik.com
Area pemeriksaan di pintu masuk gedung, Sumber: news.detik.com

Cara Ampuh Tingkatkan Sistem Keamanan

Rasa aman sudah menjadi kebutuhan pokok setiap insan. Tidak heran jika setiap orang berlomba-lomba melakukan berbagai inovasi guna menciptakan suatu sistem keamanan yang ideal dan membuat tenang banyak orang. Secara umum sistem keamanan gedung-gedung saat ini sudah cukup baik meski tetap ada beberapa gedung yang perlu diupgrade menjadi lebih baik lagi.

Kejadian dan tragedi seperti perampokan, pencurian, pelecehan seksual, kebakaran gedung bahkan sampai kecelakaan teknis semisal terjebak di lift sudahlah menjadi sebuah pembelajaran yang tak perlu terulang. Agar hal demikian tidak terjadi perlu kiranya pengelola gedung memikirkan dengan serius cara-cara guna meminimalisir risiko yang ditimbulkan.

Berikut telah kami rangkum 2 cara ampuh yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sistem keamanan sebuah gedung. Silakan mencoba.

1. Desain Ulang Sistem Keamanan

Barangkali gedung yang Anda tempati saat ini telah direnovasi dan dilakukan perbaikan beberapa kali. Bahkan mungkin desain gedung dan tata letak ruangan juga sudah mengalami berbagai perubahan. Namun apakah pernah sistem keamanan sekali saja diupgrade dan diperbaharui? Mungkin walaupun pernah itu hanya satu dua kali dalam puluhan tahun.

Padahal jika Anda perlu tahu, harusnya yang wajib diperbaharui dalam sebuah gedung adalah sistem keamanannya. Sebagus apapun bangunan gedung diperbaiki, semenarik apapun interior dan tata letak dalam gedung diperbarui, tidak ada gunanya kalau tidak diimbangi dengan sistem keamanan yang canggih menggunakan teknologi terkini.

Perlu juga dipastikan bahwa segala sistem keamanan canggih tersebut sudah berada di tempat yang tepat. Alat Pemadam Api Ringan atau APAR misalnya, perlu Anda pastikan sudah berada di tempat rawan kebakaran, di titik strategis dan mudah terjangkau. Juga alarm darurat perlu ditempatkan di tempat yang mudah didengar oleh setiap orang dalam gedung.

2. Sumber Daya Manusia Terstandarisasi

Sistem keamanan yang telah ditingkatkan tetap tidak dapat optimal manakala para petugas yang mengoperasikan tidak memiliki kecakapan yang juga mumpuni. Kemampuan mengoperasikan berbagai perangkat, kecepatan merespon tanda-tanda adanya kecelakaan perlu untuk dimiliki setiap petugas keamanan dalam suatu gedung.

Maka dari itu pengelola gedung perlu menstandarisasi setiap petugas keamanan gedung agar sistem keamanan yang canggih itu dapat berjalan dengan optimal. Tidak jarang berbagai kasus semisal kebakaran gedung akibat dari kelalaian petugas gedung sendiri.

Akhirnya, gedung yang baik perlu di desain sistem keamanan yang canggih agar dapat menangani berbagai masalah dan dapat terhindar dari mara bahaya. Untuk menjaga keselamatan, kenyamanan, serta kemudahan dalam pemakaian, perlu juga mengurus sertifikasi SLF gedung Anda. 

Jika Anda bingung dan merasa kesulitan mengurus sertifikasi SLF gedung, jangan malu untuk berkonsultasi dengan PT Eticon. Eticon merupakan perusahaan konsultan SLF terpercaya yang telah berpengalaman dengan berbagai Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan. Yuk, segera urus sertifikasi SLF untuk gedung Anda bersama Eticon!

Mengapa Penggunaan Sumur Resapan Air Hujan Itu Penting? Begini Penjelasannya!

Pembuatan sumur resapan air hujan, Sumber: agniakhassaarkananta.com

Air adalah sumber kehidupan. Tidak hanya manusia saja yang memerlukan air, namun semua makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan juga membutuhkan air. Karena itu sumur menjadi hal wajib yang dimiliki orang-orang masa kini untuk menyimpan air. Jika Anda menginginkan sumur dengan banyak manfaat, sumur resapan air hujan lah jawabannya.

Mengenal Sumur Resapan

Apa yang dimaksud dengan sumur resapan? Sesuai namanya, sumur resapan merupakan salah satu jenis sumur buatan yang direkayasa yang digunakan untuk menampung air yang datang dari atas tanah. Sumur ini sebenarnya bukan sumur sebagaimana sumur pada umumnya, sehingga punya aturan main yang berbeda dengan sumur pada umumnya.

Mengapa sumur ini berbeda dengan sumur lainnya? Perlu Anda ketahui, sumur yang ada pada umumnya mempunyai kegunaan untuk menaikkan air yang berasal dari tanah ke permukaan. Berbeda dengan sumur resapan. Sumur resapan ini kegunaannya adalah untuk memasukkan atau menampung air yang berasal dari atas tanah.

Sehingga sumber air untuk sumur resapan adalah air hujan yang segar, juga air pembuangan yang masih bagus. Saat ini mulai banyak yang menggunakan sumur resapan sebagai tempat cadangan air. Ada banyak manfaat yang didapatkan menggunakan sumur resapan diantaranya mengurangi aliran permukaan, menekan laju erosi, dan melindungi kualitas air tanah.

Ilustrasi sumur resapan air hujan, Sumber: antaranews.com
Ilustrasi sumur resapan air hujan, Sumber: antaranews.com

Berbagai Manfaat Adanya Sumur Resapan

Sumur yang berfungsi sebagai cadangan air manusia adalah salah satu hal yang wajib dipunyai oleh sebuah rumah. Berikut berbagai manfaat adanya sumur resapan air hujan yang perlu Anda ketahui.

1. Sebagai Sumber Irigasi

Ternyata sumur resapan juga berguna untuk sumber irigasi. Disaat saluran irigasi sedang rusak dan tidak memungkinkan untuk digunakan, sumur resapan dapat Anda gunakan sebagai pengganti. Namun ini dilakukan hanya ketika saluran irigasi sedang bermasalah. Sumur satu ini bisa menggantikan sistem irigasi secara sementara.

Mengapa bisa? Teknologi yang digunakan pada sumur resapan hampir sama sebagaimana teknologi yang digunakan oleh sistem pada irigasi. itulah mengapa sumur resapan air hujan sebenarnya mempunyai peran penting dalam proses irigasi.

2. Sebagai Saluran Air Alternatif 

Kadang kala air pam yang selama ini digunakan oleh masyarakat indonesia mengalami cukup banyak masalah. Misalnya saja proses distribusi air yang tersendat disebabkan pam yang baru. Hal ini membuat masyarakat sedikit kesusahan. Pam juga terkadang bermasalah dikarenakan pipanya yang pecah atau karena ada perbaikan yang sedang dilakukan.

Ketika masalah ini terjadi, Anda jangan khawatir. Karena sumur resapan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air cadangan sementara yang efektif. disini sumur resapan menjadi salah satu jenis saluran drainase yang recomended.

3. Kurangi Genangan Air

Boleh dibilang inilah salah satu manfaat yang paling besar dari adanya sumur resapan air hujan. Sumur resapan air digadang-gadang mampu menyerap air hujan dan segala air yang di atasnya tanpa terkecuali. Sehingga sumur ini sangat cocok dibangun di tempat yang sekiranya banyak air genangan di atasnya. 

Itulah mengapa saat ini mulai banyak dibangun sumur resapan air di kota-kota besar, terutama kota-kota yang mudah banjir saat musim hujan. Di Ibukota sendiri sedang ramai dibangun sumur resapan air di segala titik. Gubernur DKI Jakarta berharap sumur ini tidak hanya mampu mencegah Ibukota dari banjir, namun juga bisa menjadi pencegah kekeringan.

Untuk itu ada sekitar 26.000 titik yang sedang ditargetkan pemprov DKI Jakarta untuk dibangun sumur resapan air.

4. Sebagai Sumber Air Untuk Keperluan Konsumsi

Tidak hanya air sumur murni, air resapan merupakan air bersih yang sehat sehingga dapat dikonsumsi juga sebagai air minum dan berbagai kebutuhan sehari-hari. Karena itu sumur resapan nantinya diharapkan mampu menebarkan manfaat baik serta mampu membantu mendukung masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

5. Cegah Intrusi Air Laut

Apa itu intrusi? Intrusi merupakan sebuah proses pencampuran yang terjadi karena merembesnya air laut atau cairan lain ke dalam lapisan tanah. Intrusi akan sangat mudah terjadi apabila air hujan yang mengalir di permukaan tanah menuju laut semakin banyak. Biasanya hal ini banyak terjadi di daerah pesisir pantai.

Intrusi ini lambat laun akan membuat kualitas air tanah tercemar dan menjadi kurang baik. Dengan adanya sumur resapan air diharapkan air hujan meresap dan tertampung di dalam sumur resapan sehingga meminimalisir terjadinya intrusi pada air laut. Karena apabila air tanah sudah terlanjur tercemar maka yang kesulitan adalah manusianya sendiri.

Adanya sumur resapan dapat mengurangi genangan air hujan, Sumber: suara.com
Adanya sumur resapan dapat mengurangi genangan air hujan, Sumber: suara.com

Cara Menghitung Sumur Resapan Air Hujan

Lalu bagaimana cara menghitung sumur resapan air hujan? Anda perlu tahu bahwa rumus menghitung sumur resapan tidak bisa asal-asalan. SNI 03-2453-2002 telah mencantumkan tentang tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan yang tepat, berisikan bagaimana menghitung panjang parit dan kedalaman parit resapan.

Pada standar SNI tersebut juga sudah ada apa saja bahan yang dibutuhkan, bagaimana langkah-langkahnya dan juga konstruksi saat merencanakan sumur resapan tersebut. Sumur resapan air ini memiliki bentuk cukup unik, yaitu lingkaran atau persegi dengan kedalaman tertentu. Dan fungsinya yaitu untuk menampung air hujan.

Adapun cara menghitung sumur ukuran sumur resapan air hujan adalah sebagai berikut:

Pertama, Menghitung dengan Intensitas Curah Hujan

Cara yang perlu Anda lakukan pertama kali adalah dengan menghitung intensitas curah hujan. Hal ini berfungsi guna menghitung berapa banyak volume hujan yang turun dalam suatu waktu. Memang nantinya akan diketahui bahwa ternyata intensitas curah hujan di setiap daerah berbeda-beda. Sehingga Anda perlu amati dengan seksama hal ini.

Biasanya hujan dengan intensitas yang tinggi tidaklah lama, hanya sejenak saja. Kemudian bila Anda perhatikan juga, hujan yang ada hanya berada pada daerah yang punya ruang lingkup sempit. Berbeda dengan hujan yang terjadi di ruang lingkup yang lebih luas, maka curah hujan yang terjadi relatif rendah.

Kedua, Menghitung Debit Aliran Air

Setelah mendapatkan berapa angka dari intensitas curah hujan, yang perlu Anda lakukan berikutnya yakni menghitung berapa debit aliran air hujan yang ada. Untuk menghitung debit aliran air, Anda bisa menggunakan metode yang telah terjamin yaitu metode rasional USSCS. 

Meski terlihat agak membingungkan, jika Anda mulai menghitungnya sesuai dengan petunjuk pada rumusnya, maka tidaklah sesulit yang dikira.

Ketiga, Menghitung Kedalaman Sumur Resapan

Berikutnya, Anda tinggal menghitung berapa kedalaman sumur resapan. Kedalaman sumur ini sudah ada aturan bakunya SNI yang dibuat oleh Bandar Standardisasi Nasional tahun 2017. Perhitungannya cukup sederhana. Anda hanya perlu mengetahui berapa jari-jari sumur dan koefisien permeabilitas tanah dan debit aliran air.

Pembuatan sumur resapan air hujan, Sumber: agniakhassaarkananta.com
Pembuatan sumur resapan air hujan, Sumber: agniakhassaarkananta.com

Dari penuturan diatas sudah jelas mengapa sumur resapan air ini sangat dianjurkan untuk setiap daerah. Selain untuk menampung air, sumur ini juga mampu meminimalisir terjadinya banjir. Bahkan pemprov DKI Jakarta berencana memenuhi Ibukota dengan sumur resapan air ini. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa.

Penjelasan Detail Mengenai Alih Fungsi Lahan Pertanian, Mulai dari Syarat Hingga Dampaknya

Hamparan lahan pertanian yang luas, Sumber: malangtimes.com

Indonesia menjadi sebuah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal meningkat. Sehingga jika diamati saat ini mulai banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman penduduk. Lantas, bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup manusia?

Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Permukiman

Dalam buku Perubahan Alih Fungsi Lahan dituliskan bahwa alih fungsi lahan ialah berubahnya kawasan lahan bagi seluruh atau sebagiannya, dari fungsi yang telah ditetapkan menjadi fungsi lain. Lalu fungsi baru ini nantinya akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.

Boleh dibilang alih fungsi lahan dapat terjadi tersebab semakin berkembangnya suatu wilayah sebagai respon dari bertambahnya jumlah penduduk. Ini dapat terlihat dari perubahan fungsi lahan sawah menjadi lahan pemukiman perkotaan. Akibat dari alih fungsi lahan ini yaitu terjadi ketimpangan penguasaan lahan yang didominasi pemilik izin mendirikan bangunan pemukiman.

Secara empiris lahan pertanian yang paling rentan terhadap alih fungsi yakni sawah. Mengapa bisa sawah? tentunya ini tidak tanpa alasan. Adapun alasan pertama, disebabkan penduduk di pedesaan yang padat dan memiliki agroekosistem dominan sawah pada umumnya yang jauh lebih tinggi dibandingkan agroekosistem lahan kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga lebih tinggi. 

Alasan kedua yakni ada daerah persawahan banyak yang lokasinya berdekatan dengan daerah perkotaan. Alasan ketiga yakni akibat pola pembangunan di masa sebelumnya, infrastruktur wilayah persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering; dan alasan terakhir yakni pembangunan prasarana dan sarana permukiman, kawasan industri, dan sebagainya cenderung berlangsung cepat di wilayah bertopografi datar.

Ilustrasi alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, Sumber: agrozine.id
Ilustrasi alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, Sumber: agrozine.id

Mengapa Terjadi Alih Fungsi Lahan Pertanian?

Barangkali muncul pertanyaan dalam benak Anda, mengapa bisa lahan pertanian diubah menjadi pemukiman? Apakah tidak terpikirkan bagaimana nasib para petani? Atau bagaimana ketahanan pangan yang akan menggantikan, apakah ada? Perlu dipahami bahwa perubahan lahan pertanian ini sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan.

Perubahan fungsi lahan ini hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak bisa dimanipulasi selamanya. Sehingga akan didapati muncul lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi sebuah tempat tinggal penduduk. Jika penduduk semakin berjubel dan tidak segera diatasi maka akan menghasilkan masalah yang lebih serius.

Disisi lain ternyata seringkali terjadi kebijakan yang saling bertubrukan antara kebijakan pengendalian alih fungsi lahan dengan kebijakan pemerintah daerah yang lebih fokus kepada kepentingan lokal dan daerah. Di daerah tertentu sendiri masih dijumpai orang-orang “pekerja haram” yang menjualkan jenis sertifikat tanah “di luar rel”.

Tak sedikit orang yang mempunyai lahan pertanian dengan sadar memanipulasi fungsi lahan supaya lebih banyak orang yang berminat untuk membeli dengan tanpa mekanisme perijinan atau pelanggaran Rencana Tata Ruang Wilayah yang ada. Ini tentunya menjadi sebuah daya tarik yang mampu membuat orang tertawa bahagia.

Syarat-Syarat Alih Fungsi Lahan Pertanian

Untuk menentukan sebuah lahan pertanian cocok dan boleh dialihfungsikan sebagai lahan lain maka tidak boleh sembarangan. Ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Dalam UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Pada undang-undang tersebut sudah jelas sebenarnya bagaimana teknis alih fungsi lahan.

Beberapa hal yang harus dipenuhi antara lain kajian kelayakan strategis, pembebasan kepemilikan hak lahan, penyusunan alih fungsi lahan, dan juga penyediaan lahan pengganti. Apabila misal sudah dialihfungsikan sebuah tempat namun tak sesuai dengan ketentuan maka diberi sanksi pidana terkhusus bagi pejabat pemerintah yang telah memberikan persetujuan.

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian

Jangan dikira, alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman meski secara logika memang diperlukan untuk mengimbangi kepadatan jumlah populasi penduduk yang semakin lama semakin meningkat, namun juga memiliki berbagai dampak negatif. Berikut telah kami rangkum beberapa dampak negatif pengubahan lahan pertanian menjadi pemukiman.

1. Produksi Pertanian Semakin Menurun

Tidak bisa dipungkiri bahwa hal pertama yang terjadi ketika lahan pertanian diubah fungsinya menjadi tempat bermukim maka yang terjadi adalah lahan pertanian semakin sedikit. Ini tentunya menyebabkan tingkat produksi pertanian semakin menurun, tidak bisa sebanyak dahulu kala. Maka makanan pokok seperti beras, sayur, buah menjadi barang yang langka.

Kelangkaan ini tentunya akan menyebabkan masalah yang cukup serius seperti kemiskinan, kelaparan, bahkan hingga kematian. Karena itu untuk melakukan alih fungsi sebuah tanah atau lahan kosong, perlu untuk dilihat terlebih dahulu tingkat produktivitas lahan tersebut. Jika misalnya lahan itu senantiasa menghasilkan buah atau sayur, maka cari lahan lain yang lebih sesuai.

Ekosistem sawah akan berkurang karena dampah dari alih fungsi lahan pertanian, Sumber: money.kompas.com
Ekosistem sawah akan berkurang karena dampah dari alih fungsi lahan pertanian, Sumber: money.kompas.com

2. Banyak Petani Kehilangan Pekerjaan

Lahan pertanian yang diubah menjadi sebuah perumahan tentunya menyebabkan lahan pertanian berkurang. Apabila lahannya berkurang maka pekerjanya juga berkurang. Karena itu lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadikan para petani tidak bisa menggarap pertaniannya, kehilangan mata pencahariannya dan tidak ada pemasukan.

3. Investasi yang Kurang Teroptimalisasi

Pemerintah melakukan investasi di bidang pengairan dan berharap irigasi ini bisa menghidupi segenap pertanian warga sekitar. Namun karena lahan pertanian saat ini diubah menjadi pemukiman warga maka investasi dari pemerintah ini belum bisa optimal. Sehingga bisa dibilang bahwa investasi dari pemerintah tidak dimaksimalkan dengan baik.

4. Ekosistem Sawah Berkurang

Salah satu penyebab utama berkurangnya ekosistem sawah adalah adanya campur tangan manusia. Saat ini ada banyak sekali bangunan megah dengan desain yang mewah seperti apartemen, hotel, pemukiman penduduk, homestay, pariwisata dan sebagainya. Bangunan inilah yang menggantikan eksistensi dari lahan pertanian menyebabkan sawah berkurang.

Pengendalian Alih Fungsi Tanah Pertanian dalam Kacamata Kebijakan Pemerintah

Biasanya masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah dimana saja tidak lepas dari masalah perubahan fungsi pertanian. Setidaknya Pemda di dihadapkan pada dua pilihan sulit, yaitu ada permintaan untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan beragam sektor industri, pariwisata, jasa dan juga diminta mempertahankan sektor pertanian.

Disatu sisi diminta meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun disisi lain diminta untuk menjaga dan mempertahankan ketahanan pangan yang dimiliki, yaitu sektor pertanian. Menanggapi hal ini, sebagai pemerintah daerah yang solutif maka ia perlu untuk selalu memiliki ide-ide unik dan asing, berbeda dengan manusia kebanyakan.

Maka yang dapat dilakukan adalah mempertahankan ketahanan pangan yang ada dengan tetap meningkatkan ekonomi di sektor pangan. Tidak sampai disitu, pemerintah juga menetapkan beberapa ketentuan dalam kebijakan untuk membatasi dan mencegah konversi tanah pertanian yang subur menjadi penggunaan non pertanian. 

Perlu diketahui bahwa yang diatur oleh pemerintah adalah aturan seputar pertanahan dan bukan seputar pondasi, apalagi tentang berbagai jenis pondasi bangunan. Maka dari itu perlu untuk dibedakan mana aturan tentang tanah dan mana yang membahas bangunan, karena nantinya akan ada aturan yang berbeda mengenai hal tersebut.

Area rumah tinggal yang berada di kawasan lahan pertanian, Sumber: mediatani.co
Area rumah tinggal yang berada di kawasan lahan pertanian, Sumber: mediatani.co

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai alih fungsi lahan pertanian, alasan dibalik terjadinya hal ini, syarat-syarat yang harus ditunaikan, dan berbagai dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya alih fungsi. Setelah ini harapannya Anda tidak terheran-heran mengapa bisa sebuah lahan diubah menjadi pemukiman amat luas. Semoga artikel ini dapat bermanfaat, sampai jumpa.

130 Rusun Jakarta Belum Bersertifikat, Bagaimana Kepemilikan Apartemen Sebenarnya?

Gedung apartemen yang megah dan mewah, Sumber: bonafide.co.id

Di negara yang taat hukum seperti Indonesia, memiliki sebuah apartemen harus mempunyai kelengkapan surat salah satunya sertifikat apartemen. Apartemen yang belum mempunyai sertifikat akan menjadi masalah di kemudian hari. Seperti 130 rumah susun (rusun) yang ada di DKI Jakarta yang belum bersertifikat. Lalu, bila belum bersertifikat bagaimana sistem kepemilikan apartemen tersebut? Simak selengkapnya hanya disini.

Mengenal Apartemen dan Hak Kepemilikan di Dalamnya

Berbeda dengan membeli rumah dimana Anda adalah pemilik tunggal dari tanah dan juga sekaligus bangunan di atasnya, apartemen dan rumah susun mempunyai status hukum tersendiri. Statusnya buka SHM namun SHMSRS atau yang biasa disebut dengan strata title. Hal ini telah termaktub dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2011 tentang satuan rumah susun.

Dalam undang-undang tersebut dituliskan bahwa ada hak-hak milik bersama dan hak milik perorangan. Sehingga diharapkan kepada masyarakat agar memahami hukum status kepemilikan apartemen ini, karena hukum ini jelas berbeda dengan hukum tanah dan bangunan. Untuk memperjelas mari kita simak bedanya kepemilikan perorangan dan kepemilikan bersama dalam rusun atau apartemen.

1. Kepemilikan Perorangan

Mana saja hak milik perorangan? Hak milik perorangan dalam rusun atau apartemen pastilah unit bangunan yang Anda beli. Contohnya Anda membeli sebuah unit ekonomis seluas 15 meter persegi, maka hanya unit itu yang merupakan punya Anda dan Anda berhak melakukan apapun di sana, termasuk mengusir orang lain yang memasuki unit Anda.

Segenap peraturan dan kesepakatan yang ada pada apartemen juga tidak berlaku di dalam unit Anda. Anda dibolehkan berkreasi memodifikasi unit misalnya, atau bermain-main bersama sanak saudara. Pengelola apartemen tentunya tak bisa ikut campur dalam pengaturan unit Anda, mengubah kondisi di dalamnya, dan sebagainya. Inilah hak perorangan.

Ilustrasi sertifikat kepemilikan apartemen, Sumber: 99.co
Ilustrasi sertifikat kepemilikan apartemen, Sumber: 99.co

2. Kepemilikan Bersama

Selain hak milik individu ada yang namanya hak milik bersama. Inilah perbedaan mendasar antara rumah dengan apartemen atau rusun. Kepemilikan bersama ini adalah segala komponen yang merupakan kepunyaan bersama antara penghuni apartemen. Biasanya kepemilikan bersama ini adalah segala hal-hal yang ada di luar unit Anda.

Sebut saja seperti lift, koridor apartemen, jaringan listrik, pipa, dan area yang berada di dalam lingkungan apartemen namun ada di luar unit-unit apartemen. Ada pula namanya komponen benda bersama yang bukan bagian rumah susun, mulai dari taman hingga kolam renang. Anda juga menguasai tanah dengan sesama penghuni apartemen, namun tanah tidak menjadi bagian dari kepemilikan Anda.

Di setiap hal kepemilikan bersama, semua penghuni termasuk Anda harus ikut aturan ketika hendak memakai atau menguasainya. Contohnya ketika sedang berenang tidak boleh berisik, di koridor tidak boleh mencorat-coret temboknya, sampai harus ikut aturan pembayaran biaya pengelolaan gedung dan berbagai fasilitas umum lainnya.

Jenis-jenis Sertifikat Kepemilikan Apartemen

Ada beberapa jenis sertifikat apartemen yang perlu Anda ketahui,

Pertama, SHKRS atau HGB Milik

Sertifikat Hak Kepemilikan Rumah Susun atau SHKRS pada aslinya termasuk bagian dari Hak Guna Bangunan (HGB). HGB tersendiri bila dilihat dengan seksama punya beberapa jenis salah satunya yaitu HGB Milik. HGB Milik itu ketika sebuah apartemen dibangun di atas lahan milik perorangan atau milik developer.

Untuk pembuatan Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun atau SHMSRS tidak jauh berbeda dengan Sertifikat Hak Milik. Adapun bedanya hanya pada warnanya saja, yaitu merah muda untuk SHMSRS dan hijau untuk SHM saja. Adapun SHKRS punya masa berlaku 30 tahun, sehingga setelah itu Anda bisa memperpanjang di ke kantor BPN terdekat.

Kedua, Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG)

Bagi Anda yang punya apartemen dibangun di atas lahan punya pemerintah maka hal ini punya status hukum tersendiri yang perlu Anda ketahui. Dari sertifikat apartemennya saja sudah dapat diketahui kalau berbeda, yaitu Anda akan mendapatkan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG). Perlu Anda ketahui, SKBG ini cukup lemah karena status kepemilikan tanah dimiliki oleh orang ketiga.

Pemandangan dari balkon apartemen, Sumber: idea.grid.id
Pemandangan dari balkon apartemen, Sumber: idea.grid.id

Ketiga, Strata Title

Strata title aslinya merupakan sebuah hak milik atas satuan rumah susun. Namun strata title juga dapat disebut sebagai hak kepunyaan bersama atas kompleks bangunan, terdiri dari hak eksklusif atas ruang pribadi juga hak bersama atas ruang publik. Sehingga dapat disimpulkan ruang pribadi (unit apartemen atau rumah susun) pemilik tidak ikut aturan.

Beda halnya saat sedang berada di ruang publik seperti taman, kolam renang, dan semisalnya maka dirinya wajib mengikuti peraturan karena ruang publik juga dimiliki penghuni-penghuni lain. Konsep strata title memisahkan hak terhadap beberapa strata atau tingkatan, yaitu hak atas permukaan tanah, atas bumi di bawah tanah, dan udara di atasnya.

Keempat, Hak Pengelolaan Lahan (HPL)

Hak Pengelolaan Lahan atau HPL ini adalah sebuah hak yang membolehkan seseorang untuk menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan usaha, merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan, serta menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu ke pihak ketiga menurut syarat yang ditentukan oleh perusahaan pemegang hak tersebut.

Rusun Jakarta Belum Bersertifikat, Kepemilikan Apartemen Belum Sempurna

Ternyata di DKI Jakarta terdapat lebih dari 130 apartemen dan tower rumah susun yang belum memiliki sertifikat bangunan sesuai hukum. Data ini disampaikan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada hari Selasa, 15 November 2022 kemarin. Ini merupakan hal yang miris di Ibukota.

Bapak Hadi Tjahjanto selaku Menteri ATR/BPN akan memastikan bangunan yang belum bersertifikat agar mempunyai sertifikasi kepemilikan. Hal ini dilakukan supaya nantinya tidak terjadi masalah terkait hak pengelolaan lahan di area bangunan. Karenanya Bapak Menteri berupaya mengedukasi masyarakat betapa pentingnya sertifikat tanah dan sertifikat kepemilikan apartemen dalam kehidupan.

Dikhawatirkan bagi apartemen dan rusun yang belum ada sertifikat akan disalahgunakan oleh para mafia tanah yang sudah paham betul akan mekanisme dan teknis penyelesaian sertifikat untuk melakukan penipuan kepada orang-orang awam. Sebagai langkah taktis Menteri ATR/BPN telah berkoordinasi dengan PJ Gubernur DKI untuk memberi sertifikat kepada seluruh apartemen dan rusun di DKI Jakarta.

Pak Menteri menilai sertifikat dan kepengurusan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah pintu pembuka perekonomian di Indonesia.  Terhitung sejak menjabat sebagai Menteri, sampai tahun 2025 nanti ada sebanyak 126 juta bidang tanah yang harus beliau selesaikan pendaftarannya. Sampai sekarang sudah ada delapan puluh juta bidang tanah yang telah memiliki sertifikat tanah.

Pastikan mengecek sertifikat kepemilikan apartemen sebelum membeli unitnya, Sumber: kanalpengetahuan.com
Pastikan mengecek sertifikat kepemilikan apartemen sebelum membeli unitnya, Sumber: kanalpengetahuan.com

Demikianlah, di negara yang menjaga betul hukum seperti Indonesia ini ada banyak administratif yang harus diikuti dan diselesaikan. Tidak hanya sertifikat apartemen atau rumah susun saja, berbagai izin seperti izin mendirikan bangunan (IMB) juga harus didapatkan agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. 

Bagi Anda yang hendak mencari layanan pembuatan IMB terpercaya, Anda bisa menggunakan layanan jasa di Eticon. Dengan layanan jasa Eticon, Anda tidak akan kesulitan lagi mengenai berbagai izin dalam mendirikan bangunan. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa.

Gedung Sekolah di DKI Mulai Menggunakan Konsep Green Building, Apakah Diperlukan?

Konsep bangunan hijau untuk gedung sekolah di DKI Jakarta, Sumber: housing.com

Sekarang mulai bermunculan bangunan yang dibuat dengan konsep green building. Salah satu yang menjadi alasannya ialah untuk menjaga serta melestarikan alam sekitar agar tidak lapuk oleh zaman. Salah satu bangunan yang digadang-gadang menggunakan konsep green building adalah gedung sekolah di DKI Jakarta. 

Namun yang jadi pertanyaan, sebenarnya perlukah gedung sekolah mengadopsi konsep satu ini? Simak selengkapnya hanya di artikel berikut ini.

Mengenal Konsep Green Building

Konsep green building adalah suatu konsep dalam membangun sebuah bangunan yang mana segala desain bangunan, konstruksi, dan operasinya sangat dijaga sedemikian rupa agar dapat berkontribusi mengurangi dampak negatif bagi lingkungan, dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan alam disekitarnya.

Konsep satu ini berfokus pada optimalisasi sumber daya alam dan tidak berlebihan dalam menggunakannya. Antara satu komponen dengan komponen lain yang ada pada bangunan perlu untuk saling terhubung sehingga tak ada satu bagian pun yang dibangun dengan tanpa maksud dan tujuan alias sia-sia.

Karenanya agar dapat menghasilkan sebuah gedung impian yang ramah lingkungan perlu kiranya kontribusi dari segenap orang-orang yang terkait dengan bangunan ini seperti kontraktor, arsitek, insinyur, begitu juga dengan klien. Karena bangunan ramah lingkungan tidak dapat tercipta hanya kontribusi dari satu dua orang saja, namun perlu kerja sama tim.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipenuhi saat membangun green building, antara lain:

  • Penggunaan air dan sumber daya lainnya harus dilakukan secara efisien.
  • Memanfaatkan energi terbarukan pada bangunan, seperti memasang panel surya dan turbin udara.
  • Langkah-langkah pengurangan polusi dan limbah. Apabila memungkinkan, diperlukan adanya tempat untuk melakukan daur ulang limbah.
  • Mempertimbangkan kualitas hidup penghuni yang ada di dalamnya.
  • Desain bangunan yang dirancang supaya bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Penggunaan konsep green building, Sumber: ekonomi.bisnis.com
Penggunaan konsep green building, Sumber: ekonomi.bisnis.com

Manfaat dan Kegunaan Konsep Green Building

Apabila berbicara tentang manfaat dan kegunaan, maka konsep satu ini kaya akan manfaat, terutama untuk lingkungan alam disekitarnya. Memang sebuah bangunan yang mengusung konsep satu ini terlihat lebih mewah, berteknologi tinggi dan asri namun tidak hanya itu. Mari simak beberapa manfaat konsep green building berikut ini.

1. Hidup Lebih Berkualitas

Yang perlu dipahami bersama bahwa bangunan ramah lingkungan adalah sebuah bangunan yang menjaga betul alam sekitar sehingga memunculkan nuansa natural yang alami. Karena itu akan Anda temui bersama desain bangunan ini identik dengan ruang terbuka, tanaman yang hijau, dan juga fitur-fitur alami lainnya. 

Desain sedemikian rupa menjadikan penghuni bangunan akan memiliki hidup sehat dan lebih berkualitas. Konsep ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan yang terjaga bagi setiap orang yang tingga di dalamnya.

2. Sumber Daya Air yang Terefisien

Sebagai garda terdepan untuk menjaga lingkungan alam, konsep bangunan ramah lingkungan ini sangat memperhatikan betul penggunaan air. Dalam konsep ini toilet mengadopsi sistem vakum dimana sistem vakum diketahui mampu menghemat penggunaan air pada bangunan. Setidaknya bisa menghemat hingga lima liter air.

3. Berbagai Biaya yang Berkurang

Dengan menggunakan konsep green building maka secara tidak langsung Anda telah menghemat biaya operasional dan biaya pemeliharaan bangunan. Mengapa bisa? Karena dalam konsep ini bahan-bahan bangunan dipilih tidak bisa sembarangan. Hanya bahan-bahan berkualitas lah yang dipilih sehingga cenderung awet untuk beberapa tahun kedepan. 

Berbagai Aplikasi Green Building di Indonesia

Di Indonesia sendiri konsep satu ini sudah banyak diadopsi oleh bangunan baik apartemen, kantor hingga pusat perbelanjaan. Berikut beberapa bangunan di Indonesia yang sudah memakai konsep green building Indonesia.

Pertama, Alamanda Tower

Jangan dikira, sebuah gedung bertingkat 30 lantai ini menyabet penghargaan ‘Greenship Platinum’ yang dikeluarkan oleh Green Council Building Indonesia (GBCI). Gedung ini telah menggunakan sistem ramah lingkungan dengan cukup baik, terlihat dari adanya sistem ventilasi dan pencahayaan yang baik, membuat sirkulasi udara berjalan lancar.

Tidak hanya sistem ventilasi dan pencahayaan saja, bangunan satu ini juga dilengkapi dengan sistem pengolahan dan daur ulang air, juga hingga penggunaan lampu yang sudah memakai lampu LED pada seluruh bagian bangunan.

Kedua, Sequis Center

Bangunan kedua bisa dibilang adalah bangunan yang paling tua diantara bangunan-bangunan lainnya. Bangunan ini didirikan tahun 1980 Masehi dengan desain yang cukup baik. Namun semenjak gedung ini mengalami renovasi menjadi bangunan ramah lingkungan, setidaknya 28% penggunaan air dan listrik dapat dihemat dan efisien. 

Tidak sampai disitu, bangunan satu ini sudah mengadopsi sistem pengolahan dan daur ulang limbah ramah lingkungan yang lebih efisien.

Green building merupakan bangunan yang ramah lingkungan, Sumber: jendela360.com
Green building merupakan bangunan yang ramah lingkungan, Sumber: jendela360.com

Ketiga, Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum

Berikutnya ada gedung resmi milik pemerintah yaitu Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum. Sudah ada berbagai bagian dalam bangunan ini yang menerapkan konsep ramah lingkungan sehingga menjadikan bangunan ini menyabet sertifikasi GBCI dalam standar platinum. Sebut saja sensor lampu otomatis, sistem daur ulang air, dan juga penggunaan jendela berukuran besar.

Dengan konsep ramah lingkungan yang diterapkan, energi air dapat dikurangi penggunaannya hingga 40 persen dan untuk energi air ada 81 persen yang terefisien.

Gedung Sekolah DKI Pakai Konsep Green Building, Penting?

Beberapa waktu yang lalu gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan berharap agar terobosan revitalisasi gedung sekolah berkonsep ramah lingkungan dapat dilanjutkan meski ia sudah tak lagi menjabat. Ia berharap tahun 2023 setidaknya ada 20 sekolah di DKI Jakarta yang mengusung konsep bangunan hijau, yang mana saat ini sudah ada empat.

Gubernur DKI sangat berharap agar proyek ini dapat terus berlanjut meski dirinya sudah tidak menjabat. Ia berpesan kepada segenap jajaran dinas pendidikan agar dapat membantu menjaga keberlangsungan proyek baik ini, agar nantinya sekolah-sekolah di Indonesia mempunyai prinsip sustainable development.

Salah satu yang menjadi landasan mengapa gubernur DKI menginginkan sekolah dengan konsep bangunan hijau adalah supaya anak-anak mampu mempelajari bagaimana cara bangunan hijau dapat membantu mengurangi jejak karbon pada bangunan secara global. Agar nantinya anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu mengambil kebijakan dengan bijak.

Kedepan Indonesia khususnya Jakarta diharapkan menjadi wilayah yang mengusung konsep bangunan hijau dengan rancangan pada abad ke-21 yang modern. Setidaknya itulah yang menjadi mimpi besar gubernur DKI Jakarta.

Gedung utama Kementerian Pekerjaan Umum yang menerapkan konsep green building, Sumber: ekbis.sindonews.com
Gedung utama Kementerian Pekerjaan Umum yang menerapkan konsep green building, Sumber: ekbis.sindonews.com

Lalu pertanyaannya, apakah perlu gedung sekolah DKI dipakai konsep green building? Apabila melihat penuturan gubernur DKI dengan segenap argumen yang melatarbelakangi beliau dalam mimpi besar ini maka hal ini adalah sebuah tujuan yang mulia. Memang pada dasarnya konsep bangunan hijau idealnya menjadi standar bangunan yang ada.

Sehingga semestinya semua bangunan yang ada di dunia ini mengusung konsep green building. Selain karena lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya, konsep satu ini membantu menjaga alam tetap sejahtera aman sentosa.

Untuk membuat demikian perlu kiranya melakukan perizinan lingkungan kepada banyak pihak, dan ini cukup melelahkan. Bagi Anda yang ingin menciptakan lingkungan dan alam sekitar tetap terjaga, cobalah pakai layanan jasa perizinan lingkungan di Eticon. Selamat mencoba, sampai jumpa.

Mengenal Berbagai Jenis Atap Bangunan, Mulai yang Tradisional Hingga yang Canggih

Atap keramik, unik bercahaya. Sumber: unsplash.com @ricardogomez

Mempelajari ilmu tentang bangunan rasanya tidak sesederhana yang dikira. Ada banyak material dan bahan pembentuk bangunan yang perlu diketahui dan dipelajari dengan seksama. Atap bangunan merupakan salah satu bagian penting dalam bangunan yang tidak bisa Anda lewatkan begitu saja. Untuk menghasilkan sebuah bangunan idaman, memilih jenis atap bangunan yang sesuai adalah satu hal yang harus dilakukan.

Mengenal Atap, Material Bangunan Cukup Important

Apa itu atap? Atap merupakan sebuah bagian dalam suatu bangunan yang berada paling atas, merupakan sebuah penutup dari suatu bangunan agar bangunan tersebut dapat terhindar dari berbagai hal yang datang silih berganti seperti hujan, salju atau yang semisalnya. 

Bila Anda amati, atap biasanya memiliki bentuk yang agak miring ke samping, meski tidak sedikit pula bangunan saat ini yang memiliki atap datar. Mengapa atap miring ke samping? Hal ini dilakukan agar benda-benda yang berada di atap seperti air dapat langsung turun dengan sendirinya. Karena itulah meski ada bangunan dengan atap yang datar, perlu dipikirkan pula bagaimana agar air di atas dapat jatuh turun ke bawah.

Atap bangunan, bagian penting yang tak bisa asal pilih. Sumber: unsplash.com @davidcashbaugh
Atap bangunan, bagian penting yang tak bisa asal pilih. Sumber: unsplash.com @davidcashbaugh

Bagian-Bagian Atap

Atap ternyata tersusun atas bagian atau komponen-komponen penting yang saling berpadu menjadi satu kesatuan. Secara umum ada tiga bagian yang membentuk sebuah atap bangunan, yaitu bagian penutup atap, rangka atap dan plafon yang ada di dalam rumah. Mari kita simak satu per satu.

1. Penutup Atap

Bila Anda menanyakan apa nama bagian atap yang paling luar, maka jawabannya adalah penutup atap. Ini merupakan bagian cukup penting dalam sebuah atap, karena kebocoran atap oleh hujan biasanya terjadi disebabkan penutup atap yang kurang tertutup dengan rapat. 

Maka dari itu, biasanya ketika pemasangan awal atap para tukang bangunan bersama tim ahlinya memastikan dengan berulang apakah penutup sudah benar-benar tertutup rapat. Ada beberapa penutup atap yang merupakan andalan dari para tukang seperti genteng asbes, tanah liat, metal, beton, baja dan lain-lain.

2. Rangka Atap

Adapun bagian atap yang tak kalah penting berikutnya yaitu rangka atap. Inilah salah satu bagian dari pada sebuah bangunan yang mana mempunyai peran strategis, yaitu sebagai penopang dari pada penutup atap. Jadi boleh dibilang, sebaik apapun penutup atap dipasang dan disiapkan, semua akan tidak ada hasilnya jika tidak ada rangka atap berkualitas yang menjaganya.

Ini menunjukkan betapa pentingnya elemen satu ini. Karenanya Anda bisa menentukan atap yang sesuai dengan situasi kondisi bangunan Anda. Beberapa atap yang bisa dipilih yaitu seperti atap baja ringan, atap kayu, atap besi, atap beton dan masih banyak lagi.

3. Plafon

Plafon bisa dibilang bagian atap bangunan yang ada di dalam ruangan alias indoor. Karena plafon ini adalah sebutan bagi langit-langit di dalam rumah yang juga merupakan bagian dari dekorasi rumah. Namun jangan dikira, meski berada di dalam rumah plafon ini merupakan salah satu bagian penting dari pembentukan atap, karena tugas plafon ini adalah sebagai penghubung antara rangka atap dengan penutup atap. 

Fungsi Atap Bangunan

Apa fungsi dari atap? Sebagai salah satu bagian terpenting dalam sebuah bangunan, tentunya atap memiliki segenap fungsi-fungsi yang menjadi pondasi dalam menciptakan kenyamanan para penghuninya. Sehingga berbicara mengenai atap sebuah bangunan tidak bicara apakah atap tersebut nantinya bisa memperindah sebuah hunian, namun apakah atap tersebut sudah memenuhi fungsinya dengan baik.

Adapun fungsi dasar atap pertama yang patut Anda ketahui ialah atap merupakan pelindung, agar sinar matahari tidak masuk secara langsung. Sudah menjadi informasi umum bahwa sinar matahari pada siang hari mengandung UV yang tidak baik bagi kesehatan kulit. Dengan adanya atap maka penghuninya akan terlindungi dan merasa betah berada dalam bangunan.

Atap juga berfungsi sebagai pelindung agar berbagai debu-debu jahat tidak bisa memasuki rumah. Tidak hanya itu, atap juga mempunyai fungsi untuk melindungi orang-orang yang ada dalam bangunan dari aneka macam hal yang datang dari atas seperti air hujan, salju, erupsi gunung merapi, hujan es dan lain sebagainya.

Dari sini sudah jelas bahwa atap memiliki fungsi utama yakni untuk melindungi segenap orang-orang yang ada di dalamnya agar terhindar dari mara bahaya dan semua yang dapat mengganggu aktivitas orang-orang pada umumnya. Karena itu, penting untuk bisa memilih atap yang tepat agar para penghuni bangunan merasa nyaman dan aman.

Berbagai Jenis Material Atap

Bila Anda amati dengan seksama, saat ini ada banyak sekali jenis material atap yang ada. Berbagai material atap ini tentunya memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda. Maka dari itu, penting mengenali jenis-jenis material atap sebelum Anda hendak membangun bangunan impian Anda.

Pertama, Atap Tanah Liat

Atap tanah liat merupakan jenis atap yang akan sering Anda temui di bangunan-bangunan saat ini. Boleh dibilang atap tanah liat ini adalah karakter atau ciri khas bangunan Indonesia sejak zaman dulu kala. Dengan sistem pemasangan saling mengunci, membuat atap tanah liat ini kuat dan saling bergantung satu dengan lainnya.

Atap tanah liat, kokoh dan tahan lama. Sumber: unsplash.com @johnkinnander. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_liat
Atap tanah liat, kokoh dan tahan lama. Sumber: unsplash.com @johnkinnander

Atap jenis satu ini dibuat melalui proses pembakaran yang tidak sederhana, menjadikan atap ini memiliki kelebihan kekuatannya yang cukup kokoh dan kuat. Untuk pemasangan, atap tanah liat dipasang dengan sudut kemiringan tertentu, yang disesuaikan dengan rangka bangunan. Biasanya dengan sudut 35 derajat.

Meski kokoh dan kuat, atap jenis ini juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan atap ini yaitu munculnya jamur dan memudarnya warna seiring bertambahnya usia. Namun Anda jangan khawatir, karena ini semua tidak mengurangi performa yang dimiliki atap tersebut.

Kedua, Atap Keramik

Sebenarnya atap keramik ini juga berasal dari tanah liat. Yang membedakan ialah proses sentuhan akhir yang mana atap keramik ada proses finishing berupa pemberian warna glossy atau mengkilap. Karena finishing inilah atap keramik lebih tahan dengan jamur dan lumut, dengan warna yang pastinya lebih tahan lama. Namun perlu diketahui, setiap kualitas memiliki harga, begitu pula dengan atap keramik ini. Untuk rangka atap keramik dibanderol dengan harga yang tidak ramah dikantong, dengan pengerjaan yang memerlukan waktu tidak sebentar tersebab dibutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya.

Atap keramik, unik bercahaya. Sumber: unsplash.com @ricardogomez.
Atap keramik, unik bercahaya. Sumber: unsplash.com @ricardogomez

Ketiga, Atap Seng

Jenis atap berikutnya yaitu atap seng. Atap seng ini adalah baja berupa lembaran tipis yang dilumuri oleh lapisan seng sehingga tahan terhadap karat. Jenis atap satu ini cukup banyak diminati tersebab mudah dipasang dan tak perlu ada banyak kerangka. Namun Anda juga perlu mengetahui kekurangan dari atap seng ini. Jenis atap satu ini akan mengeluarkan bunyi cukup nyaring ketika sedang tertimpa sesuatu seperti hujan dan semisalnya.

ringan tak begitu kokoh. Sumber: catbesi.com.
Atap seng, ringan tak begitu kokoh. Sumber: catbesi.com

Keempat, Atap Metal

Atap metal merupakan jenis atap yang punya bentuk hampir mirip dengan atap seng Hanya saja nanti akan ada banyak bahan dasar atap metal seperti tembaga, spandek, stainless steel, milenium dan sebagainya.Para insinyur dan ahli bangunan merekomendasikan atap metal tersebab kemampuan atap ini yang mampu melawan berbagai cuaca yang ekstrem. 

Atap seng, ringan namun tidak kokoh. Sumber: unsplash.com @ryunosuke.
Atap metal, ringan namun tidak kokoh. Sumber: unsplash.com @ryunosuke

Tidak hanya itu, untuk bobot dari atap ini sendiri cukup ringan dan mudah dalam pemasangan. Untuk ukuran, atap metal memiliki ukurang yang sedikit lebih besar dari pada atap-atap tanah liat. Besarnya sekitar 60-120 cm dengan ketebalan 0,3 mm. Salah satu atap metal yang juga banyak diminati yakni atap baja ringan.

Akhir kata, itulah sedikit pengenalan mengenai atap banguna beserta jenis-jenis atap yang beraneka ragam. Apabila Anda mempelajari atap ini lebih mendalam, akan Anda temui bahwa ada banyak macam-macam bentuk atap dengan segenap kegunaannya. Semoga bermanfaat, sampai jumpa.

Waspadai Jejak Karbon pada Bangunan yang Dapat Membahayakan Manusia dan Lingkungan!

Beton menjadi salah satu penghasil karbon. Sumber: unsplash.com @evandemicoli

Banyak yang tidak sadar bahwa ternyata aktivitas yang kita lakukan sehari-hari dapat membahayakan kelangsungan hidup bumi dan segenap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Yap, ada banyak kegiatan sehari-hari yang berkontribusi dalam peningkatan jejak karbon di muka bumi yang menjadi cikal bakal berbagai bencana alam. Sebagai seorang warga yang baik sudah selayaknya kita menjaga bumi ini dengan cara mengurangi jumlah jejak karbon di negeri ini.

Apa itu Jejak Karbon?

Barangkali masih banyak diantara pembaca sekalian yang belum mengetahui tentang jejak karbon. Jejak karbon bisa dibilang ialah ukuran banyak sedikitnya jumlah gas emisi atau gas rumah kaca (termasuk diantaranya gas metana dan karbon dioksida) yang dihasilkan dari beragam kegiatan manusia dalam rentang waktu tertentu yang mana mempunyai dampak negatif bagi lingkungan. 

Ada banyak sekali dampak atau efek yang ditimbulkan dari jejak karbon yang semakin banyak di muka bumi, dan semuanya adalah efek negatif. Setidaknya dengan jejak karbon yang semakin meningkat menjadikan munculnya cuaca ekstrim, berbagai bencana alam, kekeringan, kurangnya pasokan air bersih, serta beragam kerusakan alam lainnya.

Berbagai Penyebab yang Ditimbulkan

Lalu mengapa jejak karbon semakin meningkat dari tahun ke tahun? Ternyata hal ini bukan karena alasan. Ada banyak sekali kegiatan sehari-hari yang biasa kita lakukan yang ternyata turut andil dalam meningkatkan jejak karbon. Sebut saja saat hendak bepergian menggunakan alat transportasi, ketika sedang menggunakan listrik untuk sekedar menyetrika, atau memakai AC di rumah.

Waspadai jejak karbon di sekitar kita. Sumber:  unsplash.com @marcinjozwiak
Waspadai jejak karbon di sekitar kita. Sumber: unsplash.com @marcinjozwiak

Berikut ini beberapa aktivitas yang paling banyak menyumbang dalam peningkatan jejak karbon yang ada.

1. Menggunakan Alat Transportasi

Sudah bisa dipastikan bahwa dalam satu hari setiap orang membutuhkan sebuah alat transportasi untuk membantu menunaikan aktivitas sehari-hari. Sehingga bila dihitung banyak sekali waktu yang dihabiskan setiap orang untuk berada di transportasi seperti mobil, bus, motor, kereta, sepeda, dan sebagainya.

Perlu diketahui dengan seksama, semua alat transportasi yang berbahan bakar minyak, disaat alat transportasi tersebut digunakan maka kendaraan itu akan memperburuk lingkungan karena menghasilkan emisi dan polusi yang akhirnya mengancam kesehatan bumi ini. Kendaraan akan menghasilkan CO2 yang ini nanti menjadi efek rumah kaca.

2. Memakai Energi Air dan Listrik 

Tidak hanya alat transportasi, listrik juga menjadi penyumbang terbesar capaian emisi karbon di bumi. Mengapa bisa? Ini karena di negeri ini sumber energi masih menggunakan bahan bakar yang cukup usang dan tak terbarukan, yaitu batu bara. Karena itulah apabila suatu listrik semakin banyak digunakan, maka secara logika semakin banyak gas emisi yang digunakan.

Untuk air bersih sendiri, perlu adanya banyak proses guna mengelola sebuah air. Adapun proses untuk menjadikan air mineral bersih dan dapat digunakan memerlukan proses yang tidak singkat, yang jikan semakin lama durasi prosesnya maka semakin banyak pula gas emisi yang dihasilkan. Karena dalam proses tersebut menggunakan energi fosil sebagai bahan bakarnya.

Maka dari itu, cobalah untuk bisa menggunakan air sebaik-baiknya, secukupnya saja. Tidak perlu berlebih-lebihan dalam menggunakan air agar air bisa awet untuk waktu yang lama sehingga tidak perlu sering melakukan proses pengelolaan air. Begitu pula dengan penggunaan listrik, gunakan seperlunya dan hemat sebisanya.

3. Limbah Makanan

Salah satu penyumbang limbah terbesar yakni makanan. Sumber gas emisi ternyata juga ada pada setiap makanan yang dikonsumsi. Proses pembuatan makanan dari hulu, yakni dari bagaimana mengekstrak bahan baku, lalu proses produksi dengan menjaga kualitas, kemudian proses distribusi yang rapi sampai sebuah produk sampai ke tangan konsumen menghasilkan gas emisi yang tidak sedikit.

Limbah makanan menjadi salah satu penyebab banyaknya jejak karbon. Sumber: unsplash.com
Limbah makanan menjadi salah satu penyebab banyaknya jejak karbon. Sumber: unsplash.com

Maka dari itu, setelah mengetahui demikian Anda bisa mengurangi keinginan untuk menjajal jajanan yang banyak limbahnya, dan juga mengurangi makanan yang berasal dari luar negeri. Mengapa bisa? Makanan dari luar negeri memerlukan proses distribusi yang cukup panjang, yang dalam proses tersebut banyak gas emisi yang dihasilkan. Karenanya jika seseorang suka mengkonsumsi makanan dari luar negeri, secara tidak langsung ia telah membantu proses peningkatan jejak karbon.

Cara Mencegah Timbulnya Jejak Karbon

Setelah mengetahui sedikit banyak tentang jejak karbon, ada beberapa yang dapat Anda lakukan untuk mencegah peningkatan jejak karbon di bumi ini.

1. Menggunakan Transportasi Non BBM

Cara pertama mencegah peningkatan jejak karbon adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak. Bila Anda ada keperluan pergi ke suatu tempat, usahakan untuk menggunakan alat transportasi non BBM seperti sepeda terlebih dahulu. BBM akan menguap dan menjadi gas emisi yang pastinya tidak baik bagi kesehatan bumi kita.

2. Transportasi Umum

Apabila Anda ingin bepergian ringan sekitar diatas satu dua jam, tentunya menggunakan sepeda akan cukup melelahkan. Karenanya, memakai transportasi umum bisa menjadi pilihan tepat. Transportasi merupakan kendaraan yang selalu menjadi kebutuhan setiap orang. Dengan transportasi umum setidaknya jejak karbon bisa diminimalisir. 

Transportasi umum menjadi pilihan tepat kurangi jejak karbon. Sumber: unsplash.com @ashgerlach
Transportasi umum menjadi pilihan tepat kurangi jejak karbon. Sumber: unsplash.com @ashgerlach

3. Bijak dalam Penggunaan Listrik

Sudah disampaikan sebelumnya bahwa ternyata penggunaan listrik dalam keseharian di rumah juga memberikan andil peningkatan jejak karbon. Agar tidak meningkat secara drastis, Anda bisa membantu mengurangi jejak karbon dengan cara memanajemen penggunaan listrik sesuai kebutuhan.

Dengan ikut melakukan berbagai upaya diatas, harapannya Anda bisa berkontribusi untuk senantiasa menjadikan bumi sehat dan berbagai bencana tidak datang melanda.

Jejak Karbon pada Bangunan

Anda jangan salah, ternyata pembuatan bangunan juga dapat menghasilkan banyak CO2 yang sangat mencemari bumi kita. Baja dan beton yang merupakan bahan utama berbagai bangunan ternyata banyak melepaskan karbon dioksida. Setidaknya produksi baja punya andil sebesar 8 persen emisi bahan bakar di bumi. Ini jelas merupakan kabar yang kurang menyenangkan.

Beton menjadi salah satu penghasil karbon. Sumber: unsplash.com @evandemicoli
Beton menjadi salah satu penghasil karbon. Sumber: unsplash.com @evandemicoli

Lantas bagaimana membangun bangunan yang baik dan tanpa polusi? Bagi Anda yang menginginkan bangunan dengan desain yang hijau dan menyehatkan, maka Anda bisa mencoba konsep desain arsitektur hijau yang tidak hanya estetik dan apik namun juga menyehatkan. 

Secara singkat konsep desain arsitektur menyehatkan ini adalah  sebuah desain yang menitik beratkan pada proses pembuatan bangunan yang tetap memperhatikan kesehatan lingkungan alias ramah lingkungan. Dimulai dari bahan bangunan yang tidak menyebabkan pencemaran lingkungan seperti kayu dan minimalisir beton juga baja, sampai kepada sirkulasi udara, dan pemberian ecogreen atau tanaman-tanaman hijau di dalam dan disekitar bangunan.

Harapannya dengan didirikannya bangunan seperti ini bisa menjadi bahan percontohan bagi masyarakat umum agar juga membangun bangunan dengan model demikian. Mudah-mudahan semakin banyak bangunan yang mengusung desain ramah lingkungan hal ini dapat turut berperan dalam menjadikan bumi sehat seperti sedia kala.

Akhir kata, jejak karbon merupakan hal sederhana yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Karena seremeh apapun aktivitas kita ternyata punya dampak pada kesehatan bumi, yang berimbas pada kelangsungan kehidupan seluruh umat manusia. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa.